Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Harga beras di Kota Blitar terus naik. Saat ini harga eceran beras kualitas premium tembus Rp 16.000 per kilogram.
"Awal tahun ini harga eceran beras terus naik. Harga eceran beras premium tembus Rp 16.000 per kilogram, sedang harga beras medium Rp 14.500 per kilogram," kata Khoirul, pedagang beras di Pasar Pon Kota Blitar, Sabtu (27/1/2024).
Khoirul mengatakan hampir tiap hari harga beras naik sedikit-sedikit. Harga beras medium yang awalnya Rp 62.000 per kemasan 5 kilogram sekarang tembus Rp 69.000 per kemasan 5 kilogram.
"Tiap hari harga beras ganti. Pasokan beras ke pedagang juga berkurang," ujarnya.
Pedagang grosir beras di Pasar Pon Kota Blitar, Oen Huu atau biasa dipanggil Pak Ho mengatakan harga beras kualitas medium maupun premium naik sekitar Rp 1.000 per kilogram selama tiga pekan terakhir ini.
Baca juga: Kisah Sukses Wanita di Kota Blitar Olah Pepaya Jadi Keripik, Raup Omzet Rp10 Juta: Kirim ke Hongkong
Harga beras medium yang sebelumnya Rp 62.000 per kemasan 5 kilogram atau Rp 12.400 per kilogram sekarang menjadi Rp 69.000 per kemasan 5 kilogram atau Rp 13.800 per kilogram.
Sedang harga beras premium yang sebelumnya Rp 67.000 per kemasan 5 kilogram atau Rp 13.400 per kilogram kini menjadi Rp 72.000 per kemasan 5 kilogram atau Rp 14.400 per kilogram.
Ada juga beras kualitas premium yang harganya Rp 73.500 per kemasan 5 kilogram atau Rp 14.700 per kilogram.
"Kalau di eceran, harga beras medium bisa di atas Rp 14.000 per kilogram, sedang harga beras premium bisa tembus Rp 16.000 per kilogram," katanya.
Dikatakannya, kenaikan harga beras kali ini berlangsung lumayan lama. Pemicu kenaikan harga beras karena dampak cuaca ekstrem.
Baca juga: Pendaftaran PPDB Jalur Apresiasi Tingkat SD di Kota Blitar Mulai Dibuka, Golden Ticket Ditiadakan
Cuaca ekstrem membuat hasil panen gabah di petani berkurang. Masa tanam padi juga mundur karena petani kesulitan air untuk menanam.
"Akibatnya, stok beras dari petani berkurang, sedang permintaan beras tetap, otomatis harga naik," ujarnya.
Pasokan beras di toko milik Pak Ho juga ikut berkurang. Biasanya, dalam seminggu, Pak Ho mendapat pasokan sekitar 10 ton beras.
Sekarang, ia hanya mendapat pasokan 2 ton beras dalam seminggu.
"Akhirnya, pembelian beras juga kami batasi, agar semua pelanggan kebagian. Pedagang juga repot harus membagi beras ke pelanggan," katanya.
Sebenarnya, kata Pak Ho, pedagang juga mendapat pasokan beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) dari Bulog.
Beras SPHP ini dijual kepada konsumen sesuai harga eceran tertinggi (HET), yaitu Rp 54.500 per kemasan 5 kilogram atau Rp 10.900 per kilogram.
Dalam seminggu, Pak Ho mendapat pasokan beras SPHP sebanyak 400 pack kemasan 5 kilogram dari Bulog.
Tapi, pasokan 400 pack beras SPHP kemasan 5 kilogram itu sebenarnya masih kurang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Untuk itu, Pak Ho membatasi pembelian beras SPHP maksimal hanya 5 pack per orang.
"Beras SPHP ini sangat membantu masyarakat terutama para pedagang nasi. Karena harganya masih terjangkau," ujarnya.
Pak Ho memperkirakan harga beras masih bisa naik lagi. Apalagi, sebentar lagi masuk bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Biasanya, kebutuhan pangan termasuk beras meningkat saat menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
"Kemungkinan harga beras semakin tak terkendali menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Karena masa panen mundur dan hasil panennya juga belum tahu bagus atau tidak," katanya.