Berita Surabaya

Jasa Raharja Gandeng Korlantas dan Kemendikbudristek Bangun Kesadaran Siswa Tertib Lalu Lintas

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Hubungan Kelembagaan (HK) PT Jasa Raharja, Munadi Herlambang dan Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Direktorat Hubungan Kelembagaan PT Jasa Raharja melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) mengedukasi para guru tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK se-Jatim itu untuk meningkatkan ketertiban dan kedisiplinan berlalu lintas. 

Program tersebut disampaikan kepada ratusan perwakilan guru dari masing-masing kabupaten kota se-Jatim, dalam forum 'Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas (PPL)' untuk para guru, di Hotel Bumi Surabaya, Kamis (1/2/2024).

Tujuannya, agar para guru membangun kesadaran tertib lalu lintas pada kalangan pelajar dan para wali murid saat berkendara, guna menekan angka kecelakaan lalu lintas beserta fatalitasnya. 

Teknisnya, bakal ada sebuah mata pelajaran (Mapel) baru bernama Mapel Pendidikan Lalu Lintas. Berisi tentang pengetahuan mengenai ketertiban berlalu lintas, secara lengkap. 

Mulai dari teknis berkendara selama dijalanan umum, pengetahuan soal ragam rambu-rambu lalu lintas. 

Termasuk pengetahuan mengenai bahaya potensi kecelakaan lalu lintas, jika nekat melanggar peraturan dan etika lalu lintas. 

Mapel tersebut akan diajarkan pada semester pertama untuk peserta didik atau pelajar kelas satu SD, hingga kelas 12 SMA sederajat. 

Laiknya sebuah mapel Matematika dan Bahasa Indonesia, mapel ini juga akan diselenggarakan sistem pengujian dipenghujung akhir semester. 

Bakal ada penilaian yang terus diukur dari progresivitas pemahaman para siswa terhadap materi mapel tersebut. 

"Menjadi mapel wajib, karena kurikulum wajib. Nama pelajaran; Pendidikan Lalu Lintas. Ada ujiannya. Ada nilainya, dalam satu semester," ujar Direktur Utama PT Jasa Raharja, Rivan Achmad Purwantono, Kamis (1/2/2024). 

Tak perlu khawatir, bahan ajar mapel ini bakal disediakan oleh pihak Jasa Raharja untuk diberikan kepada masing-masing sekolah. 

Sehingga para wali peserta didik tak perlu merisaukan bakal merogoh kocek kembali membeli buku bahan pembelajaran tersebut. 

"Nanti ada disiapkan. Karena ini adalah buku wajib yang disiapkan, didukung baik oleh jasa raharja atau dari korlantas Polri. Tidak ada (pungutan pembelian buku). Kita siapkan," jelasnya. 

Mengingat sifat pengetahuan dan pembelajaran tersebut diharapkan bakal terciptanya perubahan perilaku berkendara terhadap masyarakat terutama kalangan pelajar. 

Maka, Rivan menegaskan, tidak diperlukan tenaga pengajar khusus untuk memandu jalanya pembelajaran di dalam kelas. 

Sekolah bisa menunjukkan sejumlah guru dari berbagai mapel atau pengajar yang telah ditunjuk sebagai wali kelas untuk memberi pembelajar Mapel Pendidikan Lalu Lintas. 

"Karena produk pendidikan lalu lintas ini adalah produknya etika, jadi tidak ada kesulitan. Jadi ini tidak perlu spesifikasi khusus," katanya. 

"Contohnya, pengajar kan pasti punya memiliki SIM, artinya bukan suatu yang spesifik. Jadi gak ada guru khusus. Karena ini lebih ke etika berkeselamatan," tambahnya. 

Rivan menghendaki perubahan perilaku berlalu lintas dapat dilakukan secara mendasar melalui 'brainstorming' pembelajaran konvensional di sekolah-sekolah kepada anak-anak dan para remaja. 

Apalagi, berdasarkan catatannya, 34 persen kejadian korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas merupakan usia remaja atau masih berstatus pelajar. 

Selain menyasar kalangan pelajar SD, SMP dan SMA atau SMK, rencananya program ini juga bakal terapkan kepada perguruan tinggi. 

Bahkan, Rivan mensimulasikan, program serupa bakal berlaku pada kalangan mahasiswa di perguruan tinggi pada semester kedua tahun ini. 

"Mudah-mudahan di semester kedua nanti. Kita juga bisa mulai di pendidikan tinggi. Sehingga kelompok pelajar dan mahasiswa yang posisi korban 34 persen ini dapat dikurangi," jelasnya. 

Fatalitas kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa kalangan remaja atau pelajar, berimplikasi pada meningkatkan angka kemiskinan.

Rivan menerangkan, kebanyakan para korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas fatal tersebut didominasi oleh laki-laki, dengan persentase sekitar 66 persen. 

Manakala pengendara tersebut terlibat kecelakaan hingga meninggal dunia ataupun mengalami kecacatan akibat luka-luka tersebut, berpotensi mengganggu aktivitas keseharian yang salah satunya mencari nafkah. 

"Maka berpotensi kemiskinan. Kan mereka usia produktif, bisa jadi dia gak kerja (setelah laka), bisa putus sekolah, sehingga yang jadi tulang punggung akhirnya gak jadi gak bisa membiayai keluarga. Sehingga berpotensi kemiskinan," katanya. 

Rivan merasa bahwa instansinya memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keselamatan masyarakat saat berkendara di jalan raya. 

Berangkat dari paradigma tersebut, PT Jasa Raharja mengambil inisiasi untuk menyelenggarakan program Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas (PLL) untuk para guru, mulai tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK.

"Kami amat concern terhadap ketertiban berlalulintas di jalan raya. Keselamatan dalam berkendara tentu hal yang ingin kami sasar. Tetapi memang tanggung jawab menciptakan tertib lalu lintas ini menjadi tanggung jawab kita bersama," terangnya.

Menurut Rivan, kalangan Gen Z atau remaja yang mayoritas terdiri dari pelajar, menempati posisi tertinggi sebagai korban kecelakaan, dengan persentase 34 persen. 

Wawasan mengenai keselamatan dan tertib lalu lintas memang harus disemai sedini mungkin. Itu sebabnya instansinya menyasar pelajar melalui peran guru yang menjadi panutan mereka di sekolah. 

Oleh karena itu, melalui kegiatan tersebut, ia berharap, para guru mampu memberikan pembekalan wawasan dan pengetahuan di sekolah masing-masing, sehingga Gen Z mampu menjadi pelopor keselamatan dalam usaha mencapai target 'zero accident'.

"Kami menilai wawasan mengenai keselamatan dan tertib lalu lintas memang harus disemai sedini mungkin. Kami akan terus berupaya agar kesadaran akan pentingnya keselamatan dan tertib lalu lintas menjadi perilaku dalam berkendara di jalan raya," harap Rivan.

Kemudian, Direktur Hubungan Kelembagaan (HK) PT Jasa Raharja, Munadi Herlambang menjelaskan, latar belakang kegiatan diseminasi ini dimaksudkan untuk mengedukasi para siswa mengenai etika berlalulintas. 

Oleh karenanya, kegiatan ini mengundang para guru di Kota Surabaya yang merupakan teladan para siswa di sekolah.

Diharapkan para guru dapat memberikan pemahaman kepada para siswa mereka di sekolah mengenai pentingnya perilaku tertib berlalu lintas. 

"Nantinya, para guru dapat memberikan materi tertib berlalulintas kepada para siswa di masing-masing sekolah melalui mata pelajaran Pancasila dalam kurikulum baru. Dengan begitu, kami berharap para siswa dapat memahami materi pelajaran tersebut, sehingga timbul kesadaran tertib berlalulintas di jalan raya," kata Munadi.

Ketika kesadaran tertib berlalu lintas tumbuh, Munadi optimistis angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya akan menurun.

Pada saat yang sama, ia juga berharap kegiatan ini dapat memperkenalkan tata cara serta prosedur pengajuan santunan Jasa Raharja melalui program TJSL. 

"Bagaimana prosedur pengajuan santunan Jasa Raharja juga menjadi bagian dari materi yang kita ingin sampaikan pada kegiatan ini. Harapannya, masyarakat dapat mengetahui bagaimana teknis dan prosedur pengajuannya," pungkas Munadi.

Di lain sisi, Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Provinsi Jatim Aries Agung menyampaikan sambutannya atas berlangsungnya program tersebut di Jatim secara tertulis yang dibacakan oleh Agus Karyanto, Kasi Sarpras SMK Dispendik Jatim. 

Agus mengucapkan terima kasih kepada HK PT Jasa Raharja atas penyelenggaraan Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas (PPL) untuk para guru, mulai tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK ini. 

Ia optimistis kegiatan tersebut dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya, khususnya yang melibatkan remaja.

Oleh karenanya, Agus berharap para guru dapat menerjemahkan materi yang telah didapat dalam diseminasi ini di sekolah masing-masing

"Implementasi materi keselamatan lalu lintas ini menjadi pedoman bagi kita bersama untuk diajarkan di sekolah-sekolah, sehingga keamanan dan kenyamanan berkendara di jalan raya dapat tercipta," ujar Agus Karyanto, saat mewakili Kadispendik Jatim Aries, di depan mimbar audiens. 

Meninjau pada aspek lalu lintas, Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah menerangkan, setiap tahun angka kecelakaan yang melibatkan korban meninggal dunia kategori remaja; Gen Z atau pelajar, selalu menempati posisi tertinggi.

Tahun 2022 misalnya, tercatat sebanyak 137.000 kasus kecelakaan yang melibatkan 150.455 korban dengan persentase kematian sebanyak 70 persen.

"Untuk kasus kecelakaan lalu lintas tertinggi terjadi pada usia 15 tahun hingga 19 tahun," ujar mantan Kapolres Pati itu, dalam sambutannya. 

Mantan Kapolres Jepara itu menambahkan, Polri menangani 7.180 kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia sejak 1 hingga 21 Agustus 2023. 

Data tersebut didapat dari Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Korlantas Polri yang diakses pada Selasa 22 Agustus 2023 pukul 12.00 WIB.

Kecelakaan mengakibatkan 782 orang meninggal, 9.053 orang luka ringan dan 779 orang luka berat.

Sebanyak 42.080 orang terlibat sebagai pengemudi saat kecelakaan.

Mirisnya, sebanyak 6.004 pengemudi masih berusia di bawah 17 tahun, atau kurang lebih 14,3 persen dari jumlah tersebut. 

Melalui kegiatan ini, Bakharuddin berharap dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

"Edukasi ini merupakan wujud nyata kepedulian kita bersama kepada masyarakat, khususnya terhadap anak-anak. Sehingga diharapkan nantinya tertanam sikap disiplin sejak usia dini dan kelak dewasa nanti menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas bagi orang di sekitarnya," pungkas Mantan Direktur Ditlantas Polda Jateng itu.

Berita Terkini