"Setelah ditelusuri dan didalami ke lokasi beberapa saat kemudian bersama TNI/Polri, kami jelaskan bahwa itu narasi hoaks dan hanya kesalahpahaman semata," ujarnya, Rabu (14/2/2024).
Dirinya menceritakan fakta sebenarnya dalam peristiwa itu.
Dikatakan, awalnya beberapa orang mendatangi para anggota KPPS yang saat itu sedang mendirikan TPS pukul sekitar 20.00 WIB.
Kedatangan mereka karena menduga atau mengira surat suara sudah dicoblos.
Anggota KPPS sudah menjelaskan aktivitasnya, yakni mendirikan TPS, namun para warga tak percaya.
Sejumlah warga itu malah membawa perlengkapan pemungutan suara berupa bilik suara sebanyak 4 buah, bahkan membawa 3 anggota KPPS.
Akhirnya mediasi pun dilakukan.
"Setelah dimediasi, akhirnya bilik suara dan KPPS dilepaskan," terangnya.
Baca juga: CEK FAKTA: Prabowo Sebut Indonesia Cuma Punya 92 Fakultas Kedokteran, Menkes Pernah Ungkap Datanya
Ia menambahkan, KPPS langsung melanjutkan pendirian TPS yang tertunda setelah kejadian tersebut.
Merkea memastikan keamanan dan keutuhan kotak suara kemudian bersiap melaksanakan pemungutan suara sesuai jadwal.
Atas peristiwa itu, KPU Sampang mengecam tindakan kekerasan verbal tersebut karena menghambat tahapan Pemilu 2024.
"Termasuk juga menyisakan trauma psikis bagi korban (anggota KPPS)," pungkasnya.
(TribunJatim.com/Hanggara Pratama - Ani Susanti)
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com