TRIBUNJATIM.COM, NGAWI - Seorang ibu di Kabupaten Ngawi Sulastri (55), menyiasati nasi dicampur dengan tiwul sebagai konsumsi sehari hari, ditentah mahalnya harga beras.
Warga Desa Gandong, Kecamatan Bringin mengaku sudah satu bulan terakhir, menikmati nasi beras dengan tiwul bersama keluarganya.
Dengan mencampur tiwul, Sulastri bisa menghemat penggunaan beras untuk kebutuhan rumah setiap hari.
“Satu kilogram beras yang biasanya cukup dalam dua hari, kini bisa sampai empat hari setelah dicampur tiwul,” ujar Sulastri, Rabu (21/2/2024).
Sulastri menuturkan, setiap pagi ia menumbuk singkong kering atau gaplek sebagai bahan baku tiwul, yang didapat dari kebun sendiri.
“Setelah ditumbuk halus, dicampur sedikit air dan dikukus hingga matang. Tinggal mencampur tiwul dengan nasi serta sayur berkuah. Setiap harinya pakai beras sedikit, nanti dicampur dengan gaplek,” ungkapnya.
Meski demikian, Sulastri menyebut, makan nasi campur tiwul tidak mengurangi kenikmatan bersama keluarga.
“Ada keluarga lain di desa yang melakukan hal serupa. Meniru cara berhemat beras rumah,” tandasnya.