Pantauan Tribun di lokasi, penjualan beras murah jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dibuka pukul 08.00 WIB, Kamis (22/2/2024).
Namun, warga sudah antre di pintu masuk kelurahan hingga persis di belakang truk yang bermuatan beras dari Bulog tersebut, sejak pagi.
Satu warga yang rela antre berjam-jam itu bernama Romlah (32).
Warga kelurahan setempat itu rela keluar rumah sejak pagi lantaran ingin mendapatkan beras murah untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
Dia tak sendirian. Romlah mengantre sambil menggendong anaknya yang berusia dua tahun.
"Saya mau beli beras, iya meski antre enggak papa lah daripada enggak punya beras," ujar Romlah saat diwawancarai media, Kamis.
Ia mendapatkan informasi adanya penjualan beras murah dari para tetangga.
Keinginannya untuk membeli beras program dari Bulog, Disperdagin, dan pihak kelurahan dikarenakan harganya lebih terjangkau.
"Kalau di sini tadi beli Rp 52 ribu per 5 kilogram, kalau di pasar kan Rp 17 ribu per kilogram, bedanya jauh," ucapnya.
Dia menyebut program ini pasti membantu masyarakat.
"Apalagi kita-kita yang kesulitan membeli beras di pasaran karena mahal harganya," ucap dia.
Romlah mendapatkan jatah dua kemasan beras, yang artinya dia membawa pulang beras 10 kilogram.
Seperti di daerah lain di Jawa Barat, harga beras di Cirebon juga naik.
Di Pasar Jamblang, misalnya, sejumlah pedagang melaporkan penjualan beras dengan harga mencapai Rp 17 ribu hingga Rp 17.500 per kilogram, membuat keuntungan menjadi tipis.
Tribun melakukan kunjungan ke pasar di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Selasa (20/2/2024).