Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Sebanyak 60 anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kabupaten Gresik memeriahkan Srawung Budaya, di salah satu mall di Kabupaten Gresik, Selasa (5/3/2024).
Para ABK ini berasal dari sekolah luar biasa (SLB) dan sekolah inklusi se-Kabupaten Gresik.
Mereka mengikuti workshop melukis dengan objek apel, didampingi para siswa dari SMA 1 Muhammadiyah Gresik.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Dewi Musdalifah mengatakan, kegiatan yang bertajuk Srawung Budaya ini, merupakan seruan kepada masyarakat, untuk melakukan gerakan kebudayaan.
“Juga sebagai upaya bagaimana mengajarkan dunia estetika kebudayaan sejak dini. Serta merespons Hari Pendengaran Sedunia, bagi anak tunarungu. Dengan mengundang ABK workshop melukis. Dan beberapa tampilan kebudayaan yang mungkin sangat minim didapatkan oleh mereka (ABK),” ujarnya.
Para siswa juga bisa melihat pameran lukisan karya siswa SMA 1 Muhammadiyah Gresik, sekaligus diberikan workshop melukis oleh siswa yang tergabung dalam Komunitas Seni Rupa Muhammadiyah Gresik.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut, juga ada perlombaan melukis siswa tingkat Sekolah Dasar (SD). Dan parade baca puisi atau mengungkapkan sisi batin yang terpendam, bersama para pimpinan Muhammadiyah, dan Dewan Kebudayaan Gresik (DKG).
“Kami harap ini upaya membunyikan klakson untuk gerakan kebudayaan. Yang nantinya akan bertambah banyak lagi gerakan kebudayaan di Kabupaten Gresik," imbuhnya.
Baca juga: Nasib Rumah Nenek dan ABK di Kediri Ambruk Disapu Hujan dan Angin Kencang, Cucu Sempat Tertimpa
Kegiatan kebudayaan ini digelar oleh Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Gresik, melalui Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PD Gresik.
Srawung Budaya berlangsung selama tiga hari. Mulai Senin (4/3/2024) sampai Rabu (6/3/2024) besok.
Di sana, digelar pameran lukisan, workshop melukis untuk ABK, lomba melukis anak SD, dan Parade Aksara.
Di tempat yang sama, Sekretaris PD Muhammadiyah, Yusuf Diahmad Sabri menuturkan, seni merupakan sebuah keindahan. Keindahan itu, kata dia, merupakan fitrah manusia yang ditiupkan ruhnya oleh Allah SWT.
“Manusia wajib mempertahankan fitrahnya. Sehingga melihat suatu seni dan keindahan tidak bisa ditinggalkan. Karena tanpa seni, seseorang menjadi kaku, dan seni bagaimana membuat sesuatu berimbang dan indah,” tutupnya.