Pinkan Mambo: Dulu aku kuliah di Jakarta, sambil jadi penyanyi di kafe dan setelah itu gabung ke grup Ratu kemudian bersolo karier.
Kenapa stay di musik, karena memang musik sudah jadi bagian dalam hidupku sejak kecil.
Sejak kecil aku bermimpi menjadi artis dan aku terinspirasi sama Mariah Carey (penyanyi Amerika Serikat), makanya aku suka nyanyi lagu-lagu artis Amerika.
Kalau bicara perjuangan aku sebagai penyanyi kafe, usia aku waktu itu 20 tahun.
Aku merintis dari yang bayarannya Rp30.000 per tiga jam sampai akhirnya jadi penyanyi kafe paling ngetop yang bayarannya Rp100.000 per tiga jam.
Saat itu, bagi anak kuliahan megang duit Rp3 jutaan itu sudah wah banget.
Cuma memang berat perjalanannya, aku harus naik bus ke kafe, kalau naik taksi kan uang akan cepat habis.
Kalau naik taksi paling kalau dapat saweran saja, sampai kemudian aku ketemu Mas Ahmad Dhani di kafe.
Aku bilang ke Mas Dhani, "Kamu harus produserin aku, kalau tidak kamu akan rugi," dan akhirnya diajak sama Dhani ke manajemennya.
Apa saja pengalaman yang pernah dirasakan saat manggung di kafe?
Pinkan Mambo: Karena pulang malam, sering digodain om-om.
Harus kuat nyanyi, kuat mental, tahan melihat orang mabuk-mabukan, sampai disangka wanita malam.
Aku malah pernah mau di-booking, aku bukan jablay kan, walaupun nyanyi pakai baju seksi.
Di Ratu Anda mencapai kesuksesan namun memilih berpisah jalan. Apa yang kamu rasakan saat tak bisa lagi membesarkan Ratu?
Pinkan Mambo: Waktu awal-awal sempat stres lah karena keuangan aku jatuh banget.