TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Polisi masih belum berhasil memecahkan, kasus penelantaran ratusan jamaah umroh asal Jember yang dilakukan PT. Z , yang telah dilaporkan sejak Oktober 2023.
Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Abid Uais Al Qarni mengungkapkan, kendala dalam penanganan perkara ini , karena adanya keterangan saksi ahli dari Kemenag yang terkesan berubah-ubah.
Sehingga menyulitkan polisi untuk menetapkan tersangka.
"Dari Kemenag saat pemeriksaan di Surabaya ternyata ada yang katanya keliru. Entah keliru penyampaian atau bagaimana?," ujarnya, Kamis (14/3/2024).
Menurutnya, tidak konsistennya keterangan ahli dari Kemenag tersebut, membuat penyidik harus hati-hati dan teliti menangani kasus ini.
"Jadi masih berproses, dengan melakukan pemeriksaan secara teliti. Kan kami tidak bisa ujug ujug menerapkan seseorang sebagai tersangka ataupun pelaku," kata Abid.
Meskipun, kata dia , polisi telah memiliki dua alat bukti yang cukup dari kasus tersebut. Namun penyidik masih perlu melakukan kajian lebih mendalam.
"Jadi kami masih melakukan pengkajian dengan pihak-pihak terkait. Untuk saksi-saksi ahli kami pun masih harus koordinasi, dalam penerapan pasal maupun apa yang kami sangkakan dalam kasus ini," jlentrehnya.
Sekadar informasi, Polisi menaikan kasus dari lidik menjadi sidik terhadap sidik perkara ini sejak tanggal 17 November 2023 silam. Bahkan penyidik telah melakukan gelar perkara yang menghasilkan dua alat bukti.
Baca juga: Grand Mercure Malang Mirama Launching Promo Buka Puasa dengan Hadiah Diskon Umrah hingga Emas
Bedasarkan laporan yang masuk, terdapat 101 jamaah umroh yang telah ditipu oleh Biro layanan Travel Umroh P.Z, yang di terlantarkan saat berada di Arab Saudi.
Padahal, perjanjian awal masing-masing jamaah diminta untuk membayar Rp 36 juta. Namun ketika sudah di tanah suci, para jamaah Umroh masih diminta lagi tambahan biaya.
Salah seorang jamaah wanita bercerita, sejak awal perjalanan maupun saat di Arab Saudi hingga proses pemulangan penuh kejanggalan.
"Semula kami dibawa naik kendaraan berhenti di rest area tol Sidoarjo. Disitu bukan lanjut ke bandara Juanda - Surabaya, tapi malah ganti bus ke Jakarta lewat darat," ungkap perempuan yang meminta identitasnya di rahasiakan itu.
Di mengungkapkan saat di bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, para jamaah masih harus menunggu pesawat selama berjam-jam, untuk menunggu kedatangan pesawat.
"Lalu kami dinaikkan ke pesawat Indigo yang transit terlebih dahulu di Mumbai - India. Di tanah Hindustan itu, para jamaah kembali menunggu berjam-jam. Bahkan, sempat ada beberapa jamaah yang visanya ditahan petugas bandara setempat. Untungnya, visa dikembalikan lagi oleh petugas bandara Mumbai. Sehingga, kami bisa melanjutkan penerbangan," tuturnya.
Kemudian, lanjut dia, saat penerbang dari Mumbai ke Arab Saudi para jamaah harus menahan haus dan lapar, karena sama sekali tidak disediakan makanan ataupun minuman.
"Kami sampai minta minuman yang itu sebenarnya jatah pramugari. Kami minta ke pramugari diberi minuman, mungkin kasihan ke jamaah," ujar dia.