Bahkan pada 2012 lalu sempat ada program televisi yang berjudul sama yakni Ngabuburit di Trans TV.
Selain menyuguhkan komedi, acara yang ada di televisi ini juga menyajikan ceramah keagamaan.
Konser musik pada bulan Ramadan yang diselenggarakan pada sore hari umumnya dibubuhi istilah 'ngabuburit', seperti Ngabuburit Bersama Slank, Konser Ngabuburit bersama Iwan Fals atau Ngabuburit Concert with So7.
Pada 2016, film pendek berjudul Ngabuburit (Waiting for Iftar) ditontonkan pada Jogja-Netpac Asian Film Festival ke-14, bercerita tentang sepasang suami istri yang sedang berdiskusi tentang mudik Lebaran saat menjelang buka puasa.
Masih mengutip dari TribunnewsWiki, ternyata beberapa negara di dunia ini juga memiliki tradisi ngabuburit.
Beberapa di antaranya ialah Mekah, Mesir, Albania dan Bosnia.
Meski memiliki kegiatan yang sama, namun nama yang dipunyai berbeda-beda dari satu negara dengan negara lainnya.
Lantas, apa bedanya ngabuburit dengan bukber?
Bukber alias buka bersama jadi agenda banyak orang saat bulan puasa.
Mereka bakal bertemu keluarga, teman lama, atau kerabat kerja untuk menikmati hidangan bersama saat azan magrib berkumandang.
Buka puasa bersama seolah sudah menjadi tradisi sebagian besar orang Indonesia.
Rasanya tak lengkap melewati hari-hari di bulan Ramadan, terutama saat akhir pekan, tanpa mengadakan atau menghadiri acara bukber.
Acara ini juga bisa menjadi ajang reuni atau temu kangen dengan keluarga, teman, atau kerabat yang sudah lama tidak berjumpa. Poin plusnya, suasana bakal terasa lebih hangat karena bisa berbincang sambil berbuka puasa.
Lalu, apa arti kata bukber sebenarnya?
Simak ulasan TribunJatim.com yang dilansir dari berbagai sumber.
Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengungkapkan bahwa tradisi bukber di Indonesia merupakan wujud pertemuan antara budaya ketimuran dengan ajaran Islam. Seperti diketahui, dalam Islam ada hadis yang berbunyi: