Sayudi pun akhirnya memilih untuk menjadi pedagang asongan lagi.
Memiliki pengalaman dengan kegagalan, Sayudi pun tidak putus asa dan memetik hikmah dari sebuah kesalahan.
Ia pun mencoba kembali peruntungannya membuka warteg.
Ia nekat mengambil alih warteg temannya yang hampir merugi juga.
Dengan kegigihannya, tidak terasa kini wartegnya sudah berjalan 10 tahun.
Hingga akhirnya warteg Sayudi pun berkembang menjadi tiga cabang.
Tak puas sampai di situ, Sayudi ingin mengembangkan bisnis wartegnya.
Kemudian muncul inovasi baru untuk menjalankan bisnis franchise atau waralaba.
Inovasi model bisnis franchise dicetuskan oleh Sayudi karena dirinya kewalahan mengelola tiga cabang yang dimilikinya.
Akhirnya Sayudi menawarkan pengelolaan warteg kepada teman dan keluarganya.
Kontrak bisnis yang dijalankan oleh Sayudi pun penghasilan dibagi rata yakni 50:50.
Tak disangka, bisnis franchise wartegnya pun berkembang pesat hingga terciptalah brand bernama Warteg Kharisma Bahari Group.
Ia berhasil mengubah stigma masyarakat yang menganggap jika warteg identik dengan suasana kumuh.
Melalui inovasinya, Sayudi membuat usaha warteg yang lebih bersih rapi agar pelanggan bisa kenyang dan nyaman.
Nama Bahari pun bukanlah tanpa arti, Sayudi sengaja menyingkat dari kebersihan, aman, sehat dan rapi.