Waktu berlalu, hujan tak kunjung reda. Kadang gerimis, kadang juga beranjak deras. Eko melihat guyuran air makin deras.
Dirinya berusaha tenang sembari berharap warung yang ia pijak selamat. Ia pun berusaha tenang sembari beristirahat.
Sekira pukul 20:00 malam, Eko melihat petugas kepolisian bersama BPBD melaju ke arah Barat dari arah Timur.
Para petugas berteriak kepada Eko jika di jalur atas telah terjadi tanah longsor yang menutup seluruh badan jalan.
Lokasi longsor sekitar 2 kilometer dari warung tempat Eko berteduh sejenak.
Seluruh badan Eko pun merinding campur aduk keputusannya berhenti di warung tersebut turut menyelamatkan dirinya beserta muatan dalam truk.
"Jika saya melanjutkan perjalanan kala itu bisa saja saya dan truk ini terkubur tanah longsor. Alhamdulillah masih diberi keselamatan," ucapnya bersyukur.
Eko memutuskan untuk terlebih dahulu menginap di warung tersebut 1 malam sembari menunggu jalur dapat dilewati.
Keesokan harinya, Jumat (19/4/2024) Eko tetap menunggu jalur kembali dibuka. Ia tetap ingin melanjutkan perjalanan via Jalur Piket Nol untuk menuju Pacitan.
"Tetap berangkat lewat jalur ini. Karena kalau lewat Probolinggo pastinya harus memutar sangat jauh. Saya memperhitungkan waktu dan bahan bakar juga," tutupnya