"Wisatawan merasa dipalak, jadi disetop. Di situ mereka membeli tiket masuk dan activity. Yang dijual itu adalah activity yaitu tracking dengan pemandunya," sebut dia.
"Nah, actvity berupa tracking dan pemandu, ini menang harus ada sebuah kesepakatan oleh pengelola inti, ini ibaratnya berlomba-lomba membuat konter mendekatkan ke arah datangnya wisatawan," lanjutnya.
Perilaku warga yang menjual paket wisata di pos itu dianggap seperti memaksa wisatawan ataupun pengantar.
"Ini tidak sehat tentu sudah banyak komplain ya seperti yang disampaikan dalam medsos," ujarnya.
Pihaknya akan memanggil pengelola pos loket masuk kawasan Air Terjun Sekumpul untuk membahas hal ini dengan pemerintah desa dan pihak kecamatan.
"Sebetulnya ini sesuatu yg memang tidak mengenakan, tapi tata kelolanya yang perlu diperbaiki. Jadi kita lakukan langkah penutupan," imbuh dia.
Selanjutnya, pihaknya akan merancang tata kelola wisata Air Terjun Sekumpul dengan merujuk pada Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com