TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Momen Hari Buruh yang jatuh pada Rabu (1/5/2024) hari ini berlangsung adem ayem di Kabupaten Bojonegoro.
Hari identik dengan aksi demonstrasi buruh besar-besaran tersebut, tak terjadi di kabupaten yang ditinggali oleh puluhan ribu buruh ini.
Kasi Humas Polres Bojonegoro Iptu Supriyanto memastikan itu.
Pihaknya tak dikirimi izin atau pemberitahuan dari pihak manapun ihwal akan dilakukannya demonstrasi pada Hari Buruh ini.
"Jadi, sama sekali tak ada demonstrasi pada Hari Buruh ini," ujarnya saat dihubungi Tribunjatim.com, Rabu (1/5/2024) siang.
Iptu Supriyanto menyebut, pihaknya bersyukur tak ada demonstrasi di wilayah hukumnya pada Hari Buruh ini.
Dengan demikian, kamtibmas setempat senantiasa terjaga alias tak ada gangguan.
Terpisah, Ketua Cabang Federasi Serikat Pekerja (FSP) Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman (RTMM) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bojonegoro Anis Yulianti mengatakan hal serupa.
Perempuan yang mengorganisir 4.909 buruh itu mengutarakan, pihaknya tak menggelar aksi demo sebagaimana para rekannya di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta.
Baca juga: Hari Buruh 2024: 20 Ribu Buruh Bakal Kepung Kantor Gubernur Jatim, Frontage A Yani Jadi Titik Kumpul
"Sebagai gantinya, kami adakan acara potong tumpeng dengan Kapolres Bojonegoro AKBP Mario Prahatinto," jelasnya.
Acara itu, kata Anis sapaannya, digelar pihaknya pada Hari Buruh ini untuk menguatkan kolaborasi antara buruh dan kepolisian dalam menciptakan situasi kamtibmas.
"Tetapi, aspirasi kita tetap tersalurkan," tandas perempuan bekerja di Mitra Produks Sigaret (MPS) Kapas selaku kepanjangan tangan PT H.M. Sampoerna ini.
Aspirasi pihaknya itu, terang Anis, sedikitnya ada lima. Pertama, pemerintah berikut pengusaha harus tetap menjaga eksistensi atau kelestarian sawah dan ladang.
Kedua, pemerintah harus lebih memikirkan nasib dan kesejahteraan buruh melalui regulasi. Ketiga, buruh menolak RPP Kesehatan yang merugikan industri rokok kretek.
Keempat, buruh meminta pemerintah tak menaikan cukai rokok kretek pada 2025. Kelima, buruh meminta siapapun pemenang Pilkada Bojonegoro 2024 lebih memikirkan nasib buruh.
Lebih lanjut, ditanya apakah menurutnya 4.909 buruh yang menjadi anggota FSP RTMM SPSI Bojonegoro hidupnya sudah sama sejahtera, perempuan berkerudung ini mengklaim sudah.
"Alhamdulillah sejahtera," pungkas Anis.