Dosen di perguruan tinggi di Kota Binjai ini menambahkan, seorang kepala sekolah harus mengetahui manajemen kepsek sebelum bertindak dan berpikir terlebih dahulu sebelum mengucapkan.
"Hal Ini harus menjadi perhatian serius Bapak Pj Bupati Faisal Hasrimy, untuk memanggil kepala sekolah yang memecat guru honorer. Kita tunggu ketegasan Pj Bupati terhadap kepala sekolah. Ucapan kepala sekolah ini dinilai sudah mencoreng dunia pendidikan Langkat. Apalagi 2 Mei 2024 besok Hari Pendidikan Nasional," ujar Rahim.
Sebagaimana julukan Bapak Pendidikan Kita Ki Hajar Dewantaara yang mewariskan tiga sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin yang menjadi semboyan yang akan selalu menjadi dasar pendidikan yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.
"Berdasarkan semboyan tersebut penjelasan di atas, maka Ki Hadjar Dewantara memberikan ajaran yang baik untuk kepemimpinan di sektor pendidikan. Tidak hanya sekadar menjadi pemimpin yang memiliki hak kuasa, tetapi juga menjadi pemimpin yang bermanfaat serta dapat membentuk karakter bagi para anggota yang dipimpin," ujarnya.
"Ini harus ada tindakan tegas, agar kepala sekolah lain tidak sewenang-wenang memecat guru honorer yang berjuang melakukan aksi terkait dugaan kecurangan PPPK Langkat tahun 2023," sambungnya.
Dikabarkan sebelumya, usai memecat guru honorernya, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 050666 Lubuk Dalam, Tasni memilih bungkam.
Pasalnya telepon seluler dan pesan singkat WhatsApp yang dilayangkan wartawan tak diresponnya.
Tasni tega memecat Anggie Ratna Fury Putri sebagai guru honorer mata pelajaran Bahasa Inggris.
Anggie dipecat karena ikut serta dan terlibat di dalam aksi demo kecurangan seleksi PPPK di Langkat, yang dilakukan ratusan guru honorernya lainnya beberapa waktu lalu di Kantor Bupati Langkat.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com