Kendati demikian, lanjut Zamroni, pihaknya juga ingin mengklarifikasi bahwa adegan persetubuhan yang terdapat dalam film part ke-2 itu, merupakan teknik pengambilan video biasa.
Artinya, tokoh perempuan yakni santriwati berhijab yang menjadi lawan main tokoh Ustaz Supri, saat beradegan panas itu, sebenarnya diperankan oleh pemain pria.
"Tapi itu sebenarnya bukan diperankan oleh si cewek. Tapi seakan-akan si cewek kayak betis di atas. Itu bukan betisnya si cewek sebenarnya, tapi ada betisnya cowok salah satu kru Akeloy Productions pada saat itu. Iya begitu (tergolong teknik pengambilan video)," ungkapnya.
Terlepas dari itu semua, menurut Zamroni, seandainya tidak ada kegaduhan di masyarakat karena penggalan adegan tersebut, sebenarnya, makna utama dari keseluruhan plot cerita dari Film 'Guru Tugas' itu, bakal tayang pada film part ke-3.
Rencananya, lanjutan film part ke-3 itu akan ditayangkan menyusul pantauan jumlah (traffic) penonton pada beberapa part film sebelumnya.
Mengingat adanya kegaduhan dan respons masyarakat yang begitu kuat untuk menghendaki produksi dan distribusi film pendek dari channel YouTube tersebut, dihentikan, maka penayangan lanjut film part ke-3, terpaksa ditunda, hingga batas waktu yang tak bisa ditentukan.
"Karena mau ditayangkan di part 3-nya.Tapi karena melihat respons masyarakat yang sudah terlanjur ramai. Akhirnya sama saya, sementara untuk tidak ditayangkan terlebih dahulu," katanya.
Zamroni mengatakan, sebenarnya film 'Guru Tugas Part 1, 2 dan 3,' bercerita tentang masa lalu dari tokoh Ustaz Supri yang kelam.
Sosok Ustaz Supri ingin dikisahkan bernasib apes di akhir cerita film, karena tidak menjalankan tugas secara baik dan benar sebagai pengajar atau ustaz.
Bukan cuma tidak mengamalkan ajaran dan nasihat dari kiainya di pondok pesantren tempat dirinya dulu menimba ilmu, namun Ustaz Supri malah nekat berbuat tak terpuji, hingga melakukan perbuatan tak senonoh terhadap salah satu santriwatinya.
"Sebenarnya, Ustaz Supri itu, ingin menceritakan masa lalunya yang tidak mengemban amanah pondok. Tidak mengemban amanah dari kiai. Menyalahgunakan kepercayaan kiai," terangnya.
Sehingga, akibat dari perbuatannya itu, nasib Ustaz Supri berakhir 'blangsak' tidak sesukses dan seberuntung adiknya, yakni tokoh Ustaz Kurdi.
Sosok Ustaz Kurdi digambarkan sebagai tokoh protagonis dalam film tersebut, karena memiliki perilaku berwibawa, baik dan terpuji.
Sehingga, pantas digambarkan dalam film, memiliki nasib hidup yang lebih mujur, yakni, dihormati masyarakat dan kaya raya sebagai pengusaha sukses.
"Nah itu, di masa akhir episode, itu menceritakan. Jadi ustaz yang taat dan yang mengabaikan amanah. Itu perbedaannya jauh. Kayak Ustaz Kurdi, dikabarkan jadi orang yang sukses dan kaya raya. Beda dengan Ustaz Supri ini, tidak sukses. Akhirnya menjadi pemulung. Jadi orang yang hina, di akhirnya," pungkasnya.