TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - 2 lembaga survei telah merilis hasil survei terkait Pilkada 2024 di Ponorogo.
Kedua survei tersebut bahwa Head to Head antara incimbent Sugiri Sancoko dengan penantang, mantan Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni.
Dalam 2 survei yang dilakukan Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI) dan Indonesia Political Survey and Consulting (Indopol Survey) menyebutkan incumbent diposisi teratas.
Di ARCI, hasilnya elektabilitas Sugiri masih diangka 59,3 persen sedangkan Ipong Muchlissoni 19,4 persen, kemudian tidak tahu 21,2 persen.
Sedangkan di Indopol, bahkan incumbent Sugiri diangka 65,85 persen dan Ipong diangka 6,3 persen. Sisanya, 27,85 persen tidak menjawab.
Baca juga: Indopol Survey Jelang Pilkada Ponorogo 2024, Elektabilitas Kang Giri Tertinggi, Disusul Ipong
Lalu bagaimana respond Iping Muchlissoni? Politikus kawakan tersebut tidak mau berkomentar banyak. “Ndak ada ndak ada komentar,” ungkap Ipong Muchlissoni, Minggu (12/5/2024).
Ketika ditanya, apakah percaya atau tidqk? Ipong mengaku tidak pda posisi percaya atau tidak percayaadq hasil sruvei.
“Kalau saya ndak percaya nanti katanya karena survei rendah ndak percaya. Ya tidak pda posisi percaya atau tidak. Itu sebagai peringatan kepada saya,” tegasnya.
Ketua DPD Partai NasDem Ponorogo mengaju hasil survei dirinya rendah adalah hal yang wajar. Lantaran warga bumi reog tidak tahu bahwa Ipong bakal berkontestasi dalam Pilkada Ponorogo 2024.
“Survei dilakukan pada 23 sampai 28 April. Masyarakat Ponroogo tidak tahu saya maju atau tidak. Saya belum melakukan aktivitas apapun. Dalam hal ini aktivitas pemenangan,” tegasnya.
Aktivitas pemenangan itu dalam hal, Ipong tidak keliling dari desa ke desa. Juga tidak memasamg gambar dirinya yang akan maju sebagai calon bupati Ponorogo.
“Ya wajar jika survei rendah. Saya tidak ada keliling. Tidak ada pasang gambar dan lain-lain,” paparnyq.
Dia kemudian mencontohkan, dimana saat Pilkada 2020 lalu, sebagai incumbent Bupati, hasil survei juga menunjukkan bahwa dirinya mencapai 68 persen.
“Sebaliknya Pak Giri (Sugiri Sancoko) kalau ndak salah 5 persen. Karena memang pada saat itu, orang tidak tahu Pak Giri maju atau tidak,” tambahnya.
Comtoh kedua adalah saat Ipong memutuskan mengikuti kontestasi Pilkada Ponorogo 2015. Dimana hasil surveinya sangat mengenaskan.
“2015 waktu saya maju, malah sirvei 0,6 persen. Satu persen aja tidak sampai. Pak Amin (Incumbent Bupati Ponorogo 2015) surveinya 62 persen,” tegasnya.
Hasilnya, kata dia, jauh berbeda. Pilkada 2015, pasangan Ipong Muchlissoni dengan Sudjarno menang dengan persentase 39,37 persen. Juga tahun 2020, Ipong Muchlissoni harus kalah dengan persentase 38,3 persen
“Jadi menurut saya belum bisa dikomentari Kalau dikomentari survei kurang 2 bulan lah,” urainya.
Saat ini, Ipong memilih melakukan komunikasi dengan parpol, tokoh masyarakat. Dia juga belum turun ke masyarakat.
“Kenapa kok ke tokoh masyarakat. Saya ingin ngecek dulu kenapa mereka menghendaki saya maju lagi atau tidak,” pungkasnya.