TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN – Sejumlah video rombongan pengendara motor gede (moge) beredar masif di media sosial sejak Jumat (10/5/2024) malam.
Kritikan keras bahkan cenderung bernada hujatan pun terlontar dari netizen, sebagai bentuk protes atas konvoi moge karena menerobos jalur khusus mobil di Jembatan Suramadu.
Beberapa rekaman video amatir terkait rombongan pengendara moge itu pun jatuh ke tangan Anggota DPRD Jawa Timur, Mathur Husyairi.
Menurutnya, selaku warga negara seluruh masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Hak melintasi jalan dan jembatan, termasuk berkewajiban mematuhi aturan.
“Undang-undangnya jelas. Tidak mungkin pengendara moge itu orang-orang yang tidak berpendidikan, apalagi rang kere. Biasanya mereka adalah orang-orang kaya, pengusaha atau paling tidak pejabat. Ketika liburan mereka memanfaatkan waktunya untuk touring,” ungkap Mathur, Selasa (14/5/2024) malam.
Ia menegaskan, video-video pengendara moge itu sangat tidak baik dipertontonkan oleh siapapun karena menjadi konsumsi publik.
Bahkan politisi asal Kabupaten Bangkalan menyindir rombongan pengendara moge itu seolah-olah sebagai raja jalanan.
“Kadang menghadang jalan pengendara lain atau bahkan menghambat laju kendaraan orang lain agar minggir. Seolah ‘kami yang lebih berhak didahulukan’, ini sangat tidak baik,” tegasnya.
Baca juga: Nasib Pengendara Moge Freestyle di Jalan Ijen Kota Malang, Niat Cari Perhatian, Kini Dapat Efek Jera
Ia berharap, siapapun itu meski pada jaketnya tertera identitas, tidak boleh berlaku semena-mena di jalan raya maupun di Jembatan Suramadu.
“Hormati pengguna jalan lain, mereka (pengendara moge) juga harus taati peraturan,” pungkasnya