Berita Surabaya

AAI Jatim Sosialisasikan Anak Berkebutuhan Khusus untuk Lanjutkan Pendidikan Sampai Perguruan Tinggi

Penulis: Nur Ika Anisa
Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kegiatan tersebut bertajuk Jati Diriku, meliputi lomba fashion, menari, menyanyi, mewarnai hingga sosialisasi dan pengenalan dari AAI Jatim bahwa ABK bisa berpeluang di jenjang pendidikan tinggi

“2024 ini semua kampus sudah menerapkan kampus inklusi. Berkat suport teman-teman kuliah dan lingkungan, akhirnya mereka (ABK) bisa lulus,” sebutnya.

Dengan proses yang sudah berjalan ini, maka tahun 2024 kembali digiatkan melalui program beasiswa KIP atau pembebasan biaya kuliah.

Hal ini bisa disambut baik oleh AAI DPD Jatim bahwa nanti anak-anak tidak hanya sekedar diberikan keterampilan kesenian atau lainnya tetapi bisa melanjutkan kuliah jika memiliki potensi akademik.

Ia mengungkapkan, pihaknya terus mensosialisasikan terkait peluang-peluang yang harus disiapkan ketika anak ABK mengikuti pendidikan ke jenjang perkuliahan diantaranya ada dua hal.

Beberapa di antara persiapan harus melibatkan dua sisi. Pertama kesiapan orang tua yang harus mengawal anaknya menjadi anak yang lebih akademis.

Selain itu kesiapan dari sekolah. Jika anak memiliki potensi akademis, maka pembinaan di sekolah harus diarahkan jenjang lebih tinggi atau kuliah.

“Dua sisi ini harus berjalan bareng,” sebutnya.

Pada kesempatan yang sama, Dosen Universitas Widya Mandala Wahyudi Wibowo berkesempatan menjadi narasumber dalam kegiatan talkshow menyebut, ABK sebenarnya mampu menyelesaikan pendidikan bahkan sampai Perguruan Tinggi.

Hanya saja faktor keberhasilan juga harus didukung dari sarana kampus dan teman sebaya. Menurutnya, teman sebaya mendorong keberhasilan para ABK misal dalam pengendalian diri.

"Contohnya, kadang teman ABK miliki reaksi agak berlebihan ketika dosen menjelaskan, tetapi jika temannya memberikan pengertian dengan memanggil namanya maka dia akan lebih tenang,” sebutnya.

Pihak Widya Mandala disebut terus belajar untuk memberikan pelayanan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus.

Karena secara statistik, 10 persen dari jumlah orang di dunia adalah penyandang disabilitas.

Apalagi saat ini peraturan pemerintah sangat mendukung, khusunya pada akomodasi yang layak bagi mahasiswa penyandang disabilitas.

“Nah, kampus ada unit layanan disabilitas. Fungsinya menfasilitasi pendampingan, adanya relawan inklusi, ini adalah program baru. Tetapi semua sudah bergerak," tegasnya.

Berita Terkini