TRIBUNJATIM.COM - Inilah sosok Mbah Made Tawa yang wisuda di usia 81 tahun.
Mbah Made Tawa memiliki 40 cucu.
Perjalanan Mbah Made Tawa mencapai ujian akhir tak mudah.
Ia sempat terkena stroke.
Made Tawa adalah wisudawan tertua Sekolah Tinggi Agama Hindu atau STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Bali, melansir dari Kompas.com.
Made disebut sebagai wisudawan inspiratif karena sikapnya yang pantang menyerang dalam menuntut ilmu.
Hingga akhirnya ia pun diwisuda pada Kamis (30/5/2024) dengan raihan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,35 dan meraih predikat memuaskan.
Diketahui, Made Tawa adalah pensiunan pegawai Telkom di Kota Denpasar, Bali.
Ia memantapkan hatinya untuk menempuh pendidikan sekolah tinggi meski usianya tidak lagi muda.
"Kuliah di usia lanjut memberikan tantangan tersendiri, namun saya yakin bahwa pelajar tidak mengenal usia," ujarnya saat dihubungi, Jumat (31/5/2024), dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Sosok Dokter Muda Viral Ingin Dilamar usai Wisuda, Teringat Umur 27 Tahun: Kode Keras untuk Siapapun
Keputusannya itu pun didukung oleh istri tercinta, Ni Ketut Winasih, serta anak dan menantunya.
"Dukungan dari keluarga menjadi motivasi terbesar saya untuk menyelesaikan pendidikan ini," sambungnya.
Made Tawa memulai studi sarjana pada tahun 2019.
Setelah menempuh pendidikan selama lima tahun, ia dinyatakan lulus.
Semangatnya belajar idak surut meski ia harus menghadapi berbagai keterbatasan fisik.
Dalam perjalanan menjelang akhir studi Made Tawa sempat terserang stroke ringan.
Bahkan ketika ujian proposal, ia dipapah anaknya dan dosen pembimbingnya masuk ke ruang ujian.
Baca juga: Ibu Pakai Toga Gantikan Wisuda Putrinya yang Meninggal karena Gagal Ginjal, Bangga: Kuliah Dia Ceria
Ia menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Dampak Pelatihan Customer Service dengan Pendekatan Jendela Johari terhadap Kualitas Komunikasi Interpersonal dan Kepuasan Pelanggan di PT Telkom”.
Karya ilmiah ini mengkaji dampak pelatihan layanan pelanggan dengan pendekatan Jendela Johari, sebuah model psikologi komunikasi.
Capaian ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi keluarga besarnya.
Made Tawa adalah ayah dari 10 anak, kakek dari 40 cucu, dan sudah memiliki seorang cicit. Ia juga ingin menjadi contoh semangat menempuh pendidikan bagi anggota keluarga besarnya.
"Kenapa saya masih semangat untuk kulah, saya ingin memberi contoh pada anak saya. Dan memang mereka semuanya sudah menuntaskan kuliahnya," kata Tawa.
Setelah meraih gelar sarjana ilmu komunikasi, Made Tawa berencana akan melanjutkan kuliah magister atau S2.
Ia berencana akan mengambil jurusan yang mempelajari teologi Hindu. Hal ini disebutnya untuk memperdalam lagi ilmu agama di usianya yang sepuh.
"Saya sudah berjanji pada diri sendiri, kalau Tuhan memberi izin saya umur panjang, saya akan lanjut ke S2," tuturnya.
Sementara itu, Ketua STAH Negeri Mpu Kuturan, I Gede Suwinia menyampaikan pencapaian Made tawa adalah inspirasi.
Kisah Made Tawa membuktikan bahwa semangat untuk belajar tidak pudar oleh usia. Ia pun menyebut wisuda kali ini menjadi momen bersejarah bagi STAH Negeri Mpu Kuturan.
Dengan Made Tawa sebagai simbol dari dedikasi dan ketekunan dalam menuntut ilmu pengetahuan.
"Beliau adalah inspirasi bagi kami semua bahwa semangat belajar tidak mengenal batasan usia. Pencapaian ini menunjukkan bahwa dengan tekad yang kuat, segala sesuatu bisa diraih," ujar dia.
Baca juga: Wisuda di Usia 56 Tahun, Haji Sukadi Didampingi 3 Istrinya, Ungkap Rahasia Rukun & Punya 18 Anak
Sebelumnya juga viral seorang kakek di Klaten, Jawa Tengah mendapat gelar sarjana di usia 56 tahun.
Gelar Sarjana tersebut secara resmi diraih haji Sukadi usai dwisuda pada Selasa (25/7/2023).
Selain mendapat gelar sarjana di usianya yang sudah lanjut, ada hal menarik lain yang membuat kakek bernama Haji Sukadi itu ramai diperbincangkan.
Saat mengikuti acara wisuda, Haji Sukadi didampingi tiga wanita.
Ketiga wanita tersebut merupakan istri Haji Sukadi.
Menariknya, ketiga wanita ini terlihat akur saat menemani suami di hari pentingnya tersebut.
Baca juga: Cerita Haru Kakak Wakili Wisuda Adik yang Meninggal, Perjuangan Kuliah 3,5 Tahun Terbayar: Salut
Melansir Tribun Solo, Rabu (26/7/2023), Haji Sukadi (56) berhasil meraih gelar S.A.B usai menempuh pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Madani Klaten.
Haji Sukadi berhasil menyelesaikan pendidikannya di jurusan Administrasi dan Bisnis dalam waktu 4 tahun.
Pada Selasa (25/7/2023), ia bersama 48 mahasiswa STIA Madani angkatan ke-12 lainnya mengikuti wisuda yang digelar di Tjokro Hotel, Kecamatan Kalten Tengah, Kabupaten Klaten.
Haji Sukadi sendiri adalah pengusaha cor logam di Klaten.
Ia mengatakan, alasannya melanjutkan pendidikan tinggi di usia yang tak lagi muda untuk menyemangati anak-anaknya.
"Awalnya karena ada dorongan dari keluarga, dan juga biar jadi motivasi anak-anak semangat sekolah semua," ujar Sukadi dikutip dari Tribun Solo.
Haji Sukadi diketahui memiliki 18 anak dari tiga istri.
Ia bahkan telah memiliki cucu dari anaknya.
"Dari istri pertama ada lima anak, istri kedua enam anak, dan istri ketiga ada tujuh anak. Ada juga cicit dua," ujarnya.
Anak tertuanya kini berusia 31 tahun, dan yang termuda masih berusia 4 tahun.
Ia mengungkapkan, satu dari 18 anaknya itu ada yang sudah menempuh pendidikan S3.
Hal itulah yang menjadi motivasinya untuk mengeyam pendidikan kembali meski di usia lanjut.
"Anak pertama saya S3 di Malaysia, menantu S3 di Jepang, anak kedua ada di UGM. Makanya saya termotivasi, dan memotivasi anak-anak yang lain supaya adik-adiknya semangat juga bersekolah supaya jadi anak sukses dunia akhirat dan jadi anak yang alim dan faqih," jelasnya.
Baca juga: Pilu Suasana Wisuda Korban Balon Mercon Meledak di Ponorogo, Diwakili Adik
Anak Sukadi yang berkuliah S3 juga bekerja di Malaysia.
Sedangkan anaknya yang berkuliah di UGM bekerja sebagai auditor bank.
Sementara anak lainnya ada yang masih menempuh pendidikan sekolah di Klaten, Kediri, Jogja, maupun Solo.
Sukadi sendiri memiliki usaha pengecoran logam sejak tahun 1986, usaha tersebut dikelola bersama keluarga.
"Kalau kerja ya kumpul, kalau pulang di rumah masing-masing," paparnya.
Meski anaknya banyak, Sukadi mengaku hafal semua nama-nama sang anak.
"Harus hapal, kasih sayangnya harus tinggi," tegasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com