TRIBUNJATIM.COM - Pembangunan beach club Raffi Ahmad di Gunung Kidul, Yogyakarta, tuai protes dari berbagai pihak.
Raffi Ahmad berencana akan membuat beach club yang berlokasi di Gunung Kidul, Yogyakarta.
Kabarnya kalau jadi dibangun, beach club ini akan menjadi wisata pantai terbesar di Indonesia.
Usai rencana tersebut santer tersiar, beragam kritik langsung dilancarkan oleh beberapa pihak.
Termasuk yang paling nyaring adalah yang disuarakan oleh WALHI atau Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.
Pasalnya beach club tersebut rencananya dibangun di sebuah lahan konservasi.
Lahan konservasi sedianya tidak boleh diganggu gugat untuk kepentingan komersil, karena mengganggu beberapa aspek kehidupan.
Sekarang petisi yang berisi penolakan terhadap pembangunan beach club milik Raffi Ahmad tersebut, ramai berseliweran di media sosial.
Petisi berisi penolakan tersebut awalnya dibuat oleh Muhammad Raafi.
Dalam petisi tersebut, Muhammad Raafi yang merupakan warga asli Yogyakarta, memaparkan beberapa dampak negatif jika beach club ini benar-benar didirikan.
"Pembangunan proyek Raffi Ahmad ini termasuk dalam Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) Gunung Sewu.
Itu kawasan lindung geologi, yang harusnya nggak boleh dibangun apa-apa," tulis Muhammad Raafi.
"Kata WALHI Jogja, dampak negatif pembangunan resort di Gunungkidul berupa: kekeringan, krisis air bersih, kerusakan karst, serta banjir dan longsor.
Sebagai warga Jogja, saya lihat sekarang Gunungkidul udah krisis air. Kalau resort dibangun, nanti malah makin parah krisis airnya. Dampak negatifnya ngeri juga ya," tulis Muhammad Raafi.
Baca juga: Sosok Kombes Mokhamad Ngajib, Berani Tutup Club Malam Milik Hotman Paris yang Diprotes Ormas
"Kok bisa sih Bupati Gunungkidul Sunaryanta kasih izin bangun resort?