Kebetulan, tetangga tersebut merupakan anak kakak kandung Nepon.
Ia pun masih bisa sedikit bernapas lega karena keponakannya sangat perhatian.
Sang keponakan yang merawat istrinya dan sesekali masak untuk makan pagi, siang, dan malam.
Kenyataan yang dihadapi ini membuat Nepon hanya bisa pasrah walaupun mendapat bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH).
"Untuk biaya hidup tidak cukup. Tapi untuk berobat ada BPJS, sehingga bisa biaya perawatan selama dirawat di RSUD Ben Mboi Ruteng," ungkapnya.
"Belas kasihan tetangga sangat membantu kehidupan keluarga kami selama ini," ceritanya.
Anak bungsu Nepon, KCM menceritakan, saat ayahnya sakit stroke dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ben Mboi Ruteng, ia yang menjaga mamanya.
"Biasanya sebelum saya pergi sekolah dan pulang sekolah, saya bantu ayah untuk masak dan merawat mama. Saya juga dibantu oleh kakak saya.
Saya baru tamat Sekolah Dasar dan kakak saya tamat SMP. Saya mau daftar di SMP dan kakak saya mau daftar di SMA.
Tapi, ayah dan mama kami sakit, sehingga kami tidak memiliki biaya untuk bayar uang sekolah nanti," ceritanya.
Sebagaimana dilihat langsung Kompas.com, kondisi rumah dan bagian dapur tampak kotor tidak ada yang membersihkan karena semuanya sedang sakit.
Sementara itu, Aventinus Saur SVD mengaku rela menempuh perjalanan sejauh ratusan kilometer demi mengunjungi pasien sakit jiwa.
Sebagai imam Katolik, momen ini termasuk kunjungan pastoral.
Apalagi ia pun berstatus ketua relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Sehat Jiwa NTT.
Sosok yang biasa disapa Pater Avent ini tinggal di Kabupaten Ende.