Pemuda itu pun berusaha memaksa dan mencoba menjelaskan bahwa uang yang ia berikan tidak terlalu besar nilainya.
"Enggak banyak kok," kata si pemuda coba membujuk sang kakek pengemis untuk menerima pemberiannya.
"Banyak itu mah de. Enggak mau tanggung jawab saya. Kalau Rp10 ribu atau Rp5 ribu, saya mau.
Itu mah udah kelewatan," kata sang kakek pengemis kembali menolak pemberian si pemuda.
"Ini sedikit aja," kata si pemuda coba kembali membujuk.
"Enggak," jawab sang kakek pengemis.
"Jajanin buat makan saja?" lanjut si pemuda.
"Ya udah beliin nasi saja," jawab sang kakek pengemis sambil menunjuk warung nasi yang ada di sisinya.
Berulang kali, sang kakek enggan untuk menerima uang sedekah tersebut.
Pemuda tersebut bahkan putus asa untuk memberinya uang sedekah dengan nominal tersebut.
"Memang kenapa tidak mau nerima?" tanya si pemuda yang heran dengan sikap sang kakek.
"Saya enggak mau terima, nanti saya tanggung jawab di akhirat, di dalam kubur saya tanggung jawab," jawab sang kakek tegas.
"Ini enggak banyak kok," kembali si pemuda coba menjelaskan nominal uang yang hendak dia berikan tidak terlalu besar nilainya.
"Enggak mau. Kalau lagi bulan puasa atau mau Lebaran, saya mau. Itu (nominal yang pemuda tersebut hendak berikan) lebih dari zakat," jawab sang kakek memberikan alasan.
Akhirnya si pemuda pasrah dan masuk ke rumah makan sederhana.