Menurutnya, wacana mendatangkan dokter asing, yang ditolak oleh Prof. Budi Santoso, bukan karena merendahkan kapabilitas atau kemampuan dokter-dokter dalam negeri.
“Bahwa kemudian mungkin teman-teman ada yang merasa sensitif seperti Fakultas Kedokteran Unair bahwa oh dokter kita lebih hebat, kemudian kita juga bisa, isunya bukan itu."
"Isunya bukan juga merendahkan kemampuan dokter-dokter kita, enggak. Dokter-dokter kita mampu,” kata Budi, Selasa (2/7/2024).
Budi menjelaskan, alasan pemerintah memanggil dokter asing adalah karena ingin menyelamatkan nyawa bayi dengan kelainan jantung bawaan.
Atas dasar itu, Budi kembali memastikan bahwa tidak ada hubungannya kehadiran dokter asing dengan kualitas dokter-dokter di Indonesia.
“Masalahnya nggak cukup (dokter yang menangani -red), dan lebih dari 6 ribu bayi setiap tahun mengalami risiko kehilangan nyawa. Kita kan nggak bisa nunggu."
"Kita datangkan dokter-dokter asing itu untuk menyelamatkan nyawa 6 ribu bayi ini dan 12 ribu ibu-ibu yang akan sedih kalo bayinya kemudian cacat jantung bawaan,” kata Budi.
“Jadi nggak ada hubungannya dengan kualitas dokter, nggak ada hubungannya dengan kemampuan dokter kita.”
Melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memastikan, pihaknya tidak terlibat dalam pemberhentin dekan FK Unair itu.
Pihaknya mengklaim hal itu menjadi wewenang internal Universitas Airlangga.
"Tidak ada hubungan dengan Kemenkes , itu masalah internal Unair dan mungkin bisa klarifikasi lanjut dengan pihak rektorat Unair," kata Nadia.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya