Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Jelang 1 Suro pusaka-pusaka milik Kabupaten Ponorogo diarak. Diawali dengan Bedhol Pusaka, Jumat (5/7/2024) malam.
Ketiga pusaka, selama ini disimpan di satu ruangan khusus di Pringgitan, rumah dinas Bupati Ponorogo. Pusaka-pusaka itu, dikeluarkan hanya jelang 1 Suro atau 1 Muharram.
Selain untuk dijamas, keluarnya 3 pusaka itu, dikarenakan dilakukan prosesi kirab. Baik itu, kirab bedol pusaka maupun kirab pusaka.
Prosesi bedhol pusaka ini dilakukan, mulai Jumat (5/7/2024) pukul 23.00 wib. Dan sampai finisih Sabtu (6/7/2024) dini hari. Dimana dikeluarkan pusaka-pusaka, namun untuk Suro 2024 yang diarak bukan hanya 3 namun 5 pusaka.
5 pusaka diambil dari rumah dinas Bupati Ponorogo atau biasa disebut pringgitan. Lalu diarak menuju makam Batoro Katong di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.
Baca juga: Ritual Pembersihan Pusaka Leluhur Resik Kagungan di Cungking Banyuwangi, Dilakoni Tiap Bulan Rajab
Rutenya mulai rumah dinas Bupati Ponorogo menuju alun-alun Ponorogo. Lalu ke Jalan Alun-alun timur. Lanjut ke Jalan Letjend Sudirman.
Kemudian ke Jalan HOS Cokroaminoto. Lalu ke Jalan K.H Ahmad Dahlan sampai ke bundaran. Melanjutkan perjalanan ke Jalan Batoro Katong lalu ke Jalan Niken Gandini. Dan finish di makam Batoro Katong.
3 pusaka yang selalu diarak jelang 1 suro adalah Payung Song-song Kyai Tunggul Wulung, Tombak Kiai Tunggul Nogo, Sabuk Angking Cinde Puspito. Kemudian 2 yang baru adalah Kiai Pamong Angon Geni, dan Tombok Kiai Bromo Geni.
“Yang diarak itu 3 pusaka, jujur tidak mengarak benda tapi spirit. Ada payung, tombak dan cinde pusputo alias kemben,” ungkap Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Sabtu pagi.
Baca juga: Kirab Pusaka 2024 Digelar Sabtu Besok, Begini Rekayasa Lalu Lintas di Ponorogo
Kemudian untuk 2 pusaka yang baru. Pertama adalah Kiai Pamong Angon Geni. Dia menyebutkan psa Grebeg Suro, empu membuat lambang grebeg suro.
“Lalu empu membuat keris lambang grebeg suro itu. Saya beri nama kiai pamong angon geni, maknanya pemimpin harus mampu mengembalakan api,” katanya.
Terakhir, Tombok Kiai Bromo Geni. Pusaka Tombok Kiai Bromo Geni merupakan hadiah dari Kabupaten Jepara.
Sementara salah satu budayawan Ponorogo, Sunarso, menyebutkan 3 pusaka sakral, Tombak Kiai Tunggul Nogo, Sabuk Angking Cinde Puspito dan Payung Songsong Kiai Tunggul Wulung.
Konon , pusaka-pusaka tersebut, merupakan peninggalan dari pendiri Ponorogo, Raden Batoro Katong.
"Ketiga pusaka ini disimpan di Pringgitan, rumah dinas bupati, ada tempat tersendiri untuk menyimpannya," ungkap salah satu budayawan Ponorogo, Sunarso, Sabtu (06/07/2024).
Baca juga: 2 Keris Milik Prabowo Subianto Dipamerkan saat Grebeg Suro Ponorogo 2024
Pengeluaran 3 pusaka milik Ponorogo yang masih ada kaitannya dengan Kerajaan Majapahit itu, awalnya untuk prosesi kirab bedol pusaka.
Kirab ini, mengeluarkan 3 pusaka dari Pringgitan untuk dikirab ke pendopo area pemakaman Eyang Batoro Katong.
Sunarso menyebutkan bahwa adanya kirab pusaka itu, merupakan bentuk menghormati leluhur yang sudah berjuang dalam mendirikan Kabupaten Ponorogo.
Kirab pusaka dari Makam Batoro Katong hingga Paseban Alun-alun Ponorogo memperingati kejadian bersatunya Ponorogo. Pusat pemerintahan, berganti ke kota tengah yang digunakan hingga saat ini.
"Kirab bedol pusaka merupakan pra acara kirab pusaka. Kirab pusaka merupakan memperingati kejadian menyatunya Ponorogo, dan berpindahnya pusat pemerintahan di Kota Tengah, yang saat ini dipakai," pungkasnya
Baca juga: Jelang 1 Suro, Bupati Kang Giri Bersama Kepala OPD Ziarah ke Makam Leluhur Ponorogo