TRIBUNJATIM.COM - Para orang tua tak terima anaknya dikeluarkan dari SMK swasta di Semarang oleh guru BK.
Semua berawal dari empat siswa SMK tersebut yang kena razia geng motor oleh polisi di Taman Indonesia Kaya.
Guru BK tersebut kini didesak oleh para orang tua siswa SMK agar dipecat.
Para orang tua siswa ini mengadu ke Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Marhaenis.
Salah satu orang tua siswa yang tidak terima anaknya dikeluarkan dari sekolah adalah Pramono Haryanto.
Dirinya menerangkan, anaknya dirazia setelah kegiatan bagi-bagi takjil dan buka bersama di daerah Sambiroto, Semarang, pada 31 Maret 2024.
Kala itu, anaknya bersama teman-temannya tak langsung pulang melainkan mampir nongkrong sembari istirahat di Taman Indonesia Kaya.
"Setelah itu ada patroli dari Polrestabes Semarang. Waktu itu patroli geng motor," ujarnya, Kamis (4/7/2024).
Saat itu anaknya bersama teman-temannya yang ikut keciduk razia geng motor diberi pembinaan.
Mereka diminta lepas baju dan mendorong sepeda motornya ke pos Polisi Simpang Lima.
"Padahal kondisi sepeda motornya standar dan surat komplit. Tapi kenapa razia," tuturnya.
Pembinaan dilakukan hingga pukul 23.00 malam, dan disuruh pulang.
Paginya, anak yang terkena razia tersebut disuruh datang sekolah untuk dijemput polisi.
"Di bawa ke Polrestabes Semarang dan diminta untuk menjemput orang tuanya," ujarnya.
Baca juga: 13 Tahun Mengajar di Daerah Terpencil, Guru SMP Ikhlas Digaji Sama Tanpa Insentif: Kasihan Anak-anak
Lanjutnya, selama proses razia hingga pembinaan, direkam video dan viral di media sosial.
Saat itu guru Bimbingan Konseling memanggil pihak orang tua.
"Anak kami langsung diberikan sanksi. Ada tujuh anak diberikan sanksi."
"Empat di antaranya dikeluarkan sekolah, dan tiga lainnya diberikan surat peringatan. Katanya membuat naik baik menjadi rusak," jelasnya.
Orang tua lainnya, Kamil menambahkan, siswa yang dikeluarkan tersebut diberi dispensasi untuk melanjutkan hingga ujian sekolah.
Setelah itu mereka tidak diperbolehkan lagi mengenyam ilmu di sekolah tersebut.
"Jadi anak kami disuruh keluar setelah kenaikan kelas," kata dia.
Ia mengatakan anak dikeluarkan sekolah oleh guru Bimbingan konseling atau guru BK.
Pihaknya berusaha menemui kepala sekolah tetapi dicegah oleh guru.
"Intinya kepala sekolah tidak boleh tahu. Saat menemui katanya sakit," sesalnya.
Sementara itu, Pendamping Hukum Siswa, Heri Satmoko menambahkan, atas aduan orang tua siswa ini, pihaknya mengambil langkah melaporkan sekolah ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Pihaknya akan menggugat guru BK beserta sekolah swasta tersebut.
"Guru itu berpotensi pidana karena menuduh pencemaran nama baik."
"Kami juga menggugat perdata karena merugikan materiil dan immateriil," tuturnya.
Terakhir, pihaknya akan melakukan klarifikasi kepada kepolisian mengenai dampak rangkaian pembinaan yang diviralkan.
Hal itu berdampak siswa diberhentikan dari sekolah.
"Kami menuntut kepolisian agar dapat memulihkan nama baik anak," imbuhnya.
Tak hanya itu, pihaknya menuntut sekolah agar memulihkan nama baik siswa dan mencabut sanksi serta meminta maaf kepada orang tua siswa.
Dirinya meminta kepada sekolah agar mengeluarkan guru BK tersebut.
"Sebab guru BK ini tidak melihat kejadian yang sebenarnya seperti apa, dan bersifat arogan," tandasnya.
Baca juga: Penyelamat Asniati Pensiunan Guru Akhirnya Tak Jadi Kembalikan Rp 75 Juta, Kini Cuma Minta Dihargai
Sementara itu, kasus satpam yang dipecat usai pukul anjing membuat Robby Purba akhirnya meminta maaf setelah ramai dirujak netizen.
"Sebelum saya membuat video permintaan maaf saya ini, saya memberikan kebebasan untuk teman-teman semua untuk bisa memberikan komentar, masukan, serta kritiknya.
Video permintaan maaf ini aku buat tanpa scipt, aku buat tanpa permintaan atau paksaan dari pihak manapun.
Video ini aku buat dari hatiku yang paing menyesal dan hati paling mendalam," ujar Robby Purba dikutip dari Sripoku.com, pada Senin (10/6/2024).
"Tentu saja aku tidak mendukung kekerasan terhadap hewan, baik itu verbal maupun non verbal.
Syok, kaget, dan butuh penjelasan adalah motivasi aku di awal me-resposted video yang aku nonton di pagi itu.
Aku memang tidak membayangkan efeknya menjadi sebesar ini setelah video tersebut viral," lanjut Robby Purba.
Menurut Robby Purba, ia menyadari betul kesalahannya lantaran tidak menyaksikan lebih dulu video klarifikasi dari pihak mal maupun penjaga.
"Di video yang teman-teman saksikan ini, aku tidak akan mencari pembelaan, aku tidak akan mencari pembenaran."
Karena itu, ia lagi-lagi meminta maaf kepada seluruh pihak yang telah dirugikan.
Memang harusnya sejak awal ketika menyaksikan video klarifikasi dari handler.
Seharusnya hati aku bisa lebih terbuka untuk menerima alasan dan menerima semuanya tanpa harus cari pembenaran dan juga pembelaan," imbuh Robby Purba.
"Jadi, aku sungguh menyesal atas apa yang aku perbuat.
Aku sadar banget banyak sekali pihak yang dirugikan atas reposted video yang telah aku lakukan," lanjutnya.
Baca juga: Pria HRD Bentak Calon Karyawan Merokok Tak Dipecat Perusahaan usai Viral, Nasib Zein Kini Dikuak
Robby Purba juga membantah tudingan yang menyebut kalau dirinya tidak memanusiakan manusia.
"Aku sadar sekali banyak pihak yang tersakiti juga, khususnya kepada seorang bapak yang juga memiliki anak dan istri yang mungkin saja saat ini sudah kehilangan pekerjaannya.
Tapi, sejak awal aku memposting video tersebut, sekali lagi teman-teman, aku tidak mencari pembelaan, namun aku hanya butuh penjelasan waktu itu.
Kalaupun misalkan yang aku lakukan kemarin seperti tidak memanusiakan manusia, aku mohon maaf sekali," terang Robby Purba.
Ia berharap agar kejadian ini bisa menjadi pelajaran baginya kelak.
"Kepada hewan saja aku sayang, apalagi kepada manusia, insyallah aku tidak seperti itu orangnya.
Namun, jika aksiku menyiratkan hal seperti itu, aku mohon maaf kepada teman-teman.
Sekali lagi, aku mohon maaf kepada pihak yang telah dirugikan," ungkap Robby Purba.
Di akhir videonya, Robby Purba kembali meminta maaf kepada satpam mal yang telah diberhentikan dari pekerjaannya itu.
Pria yang pernah dekat dengan Ayu Ting Ting ini juga mengaku siap membantu sang satpam.
"Kepada bapak,mungkin saya belum menikah, tetapi saya tahu juga rasanya jadi kepala keluarga. Berat ya pak?
Saya minta maaf banget, kalau butuh apa-apa, apapun itu, hati saya, tangan saya, dan pintu rumah saya terbuka buat bapak. Saya mohon maaf ya pak. Terima kasih teman-teman," tandas Robby Purba.