TRIBUNJATIM.COM - Kisah perjuangan anak sopir berhasil lolos Bintara Polri ini viral di media sosial.
Ia lolos setelah berjuang selama 4 tahun.
Ia tak pantang menyerah hingga hasil pun tak mengkhianati perjuangannya.
Kisah pemuda anak pemuda lulus jadi polisi ini viral setelah diunggah oleh Instagram Divisi Humas Polri @divisihumaspolri, Selasa (9/7/2024), dikutip dari Tribun Sumsel.
Dalam video viral tersebut, tampak sang pemuda bersorak bersama kedua orangtuanya setelah ia dinyatakan lolos.
"2020 gagal, 2021 gagal, 2023 gagal, 2021 parah gagal, masih 2021 parah gagal dua kali, masih 2021 gagal," kata sang ayah.
Baca juga: Nasib Satrio yang Dibegal saat akan Tes Bintara Polri, Tak Hanya Jadi Polisi Juga Dapat Hadiah Motor
"2022 gagal, 2022 masih gagal, 2023 masih gagal, 2023 masih gagal," ujar sang pemuda dan ibunya.
"2024, woi lulus semangat," teriaknya.
Tak mau ketinggalan, sang ayah juga ikut berteriak bangga atas perjuangan putranya yang lolos Bintara Polri.
"Semangat tidak pantang mundur, bapaknya sopir juga tidak pantang mundur, lanjut," sambung sang ayah.
Namun di balik kebahagian tersebut, sang pemuda memiliki kisah yang cukup berat.
Sang pemuda rupanya lolos sebagai casis Bintara Polda Banten 2024 setelah mengikuti 10 kali tes selama 4 tahun terakhir.
Meskipun sering mengalami kegagalan, ia terus berjuang karena mendapat dukungan dari orangtuanya.
Hingga akhirnya ia lolos dalam tes kepolisian tahun 2024 di Polda Banten setelah 11 kali mencoba.
Perjuangannya tak sia-sia dalam membanggakan orangtuanya.
Apalagi sang ayah hanya merupakan seorang sopir.
Unggahan tersebut sontak jadi sorotan.
Tak sedikit yang merasa takjub dengan perjuangan sang pemuda dan mendoakan kesuksesannya.
"Kalau sdh jadi Polisi..berbuatlah yg baik".
"Alhamdulillah semoga jadi polri yg amanah".
"Banyak kegagalan dan tidak pernah putus asa itulah orang yang sangat istimewa, seperti ilmuan yang menemukqn lampu untuk menerangi dunia".
"Mashaa Allah selamat ya pak semoga anaknya amanah agar hasilnya kelak juga berkah Aamiin".
"bismillah...bisa amanah dan menjadi kebanggaan orang tua," ungkap beberapa warganet.
Baca juga: Alasan Serda Adan Bunuh Iwan Casis Bintara TNI AL, Muak Diminta Keluarga Kembalikan Uang Kelulusan
Kisah serupa juga dialami oleh Rahmat Daniel, kuli pengangkut gula yang berhasil lulus jadi polisi viral di media sosial.
Impiannya menjadi abdi negara terwujud.
Rahmat Daniel merupakan pemuda asal desa terpencil di Sulawesi Selatan.
Rahmat diketahui berusia 19 tahun terlahir dari keluar ekonomi menengah ke bawah.
Ia dinyatakan lulus sebagai anggota olri tahun anggaran (TA) 2024.
Rahmat adalah anak bungsu dari lima bersauara.
Ia lahir dari pasangan suami istri bernama Hasanuddin dan Nurmiah.
Dikutip dari Kompas.com, sehari-hari orang tua Rahmat bekerja sebagai buruh serabutan di salah satu desa terpencil, yaitu Desa Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Demi mewujudkan cita-citanya, Rahmat berjuang esktra dengan penuh ketekunan.
Dirinya pun sempat ragu di tengah impitan ekonomi keluarga.
Baca juga: Sosok Aipda Saraju Rumalean, Polisi Nyambi Jadi Guru Ngaji sampai Bangun TPQ: Agar Anak-anak Khusyuk
Rahmat tidak menyembunyikan rasa bahagia dan harunya ketika dinyatakan lolos pendidikan bintara Polri TA 2024 Polda Sulse.
Rahmat bercerita, awalnya ia berani mendaftarkan diri sebagai anggota Polri.
Ia mengatakan, saat itu, beberapa personel Polda Sulsel datang di sekolahnya untuk memberikan sosialisasi dan informasi terkait perekrutan anggota Polri.
"Waktu itu saya sudah mau lulus sekolah, ada panita pendaftaran datang kasih informasi bahwa akan dibuka pendaftaran (Polri). Saya pertama ragu karena orangtua saya tidak ada biaya," ucap Rahmat, Minggu (7/7/2024).
Setelah itu, Rahmat akhirnya meminta restu kedua orangtuanya untuk mendaftarkan diri.
Kedua orang tua Rahmat pun juga menyetujui kemauan putra bungsunya tersebut.
Rahmat menyadari kondisi kedua orang tuanya yang memasuki usia senja dan hanya bekerja serabutan menjadi buruh tani hingga butuh bangunan tidak bisa mencukupi biaya pendaftaran.
"Saya sekolah di kota karena di desa saya itu tidak ada SMA, jadi saya cuma sampai sekolah SMP di desa. Itu juga waktu SMA saya menumpang tinggal di rumah keluarga di kota," bebernya.
Saat memasuki libur sekolah, Rahmat pulang ke desanya dan harus menempuh waktu sampai 4 jam dari kota Kabupaten Barru.
Di sana, Rahmat berusaha membantu ekonomi keluarga sekaligus menabung untuk biaya pendaftaran sebagai anggota Polri pada saat itu.
"Saya waktu urus berkas untuk dapat uang itu, saya pergi bantu-bantu orang angkat gula, bantu panen padi, di situ upah saya kumpul untuk urus administrasi," kata Rahmat.
Ia berharap, setelah dinyatakan lolos dan bakal mengikuti pendidikan Polri TA 2024 di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua Polda Sulses pada 22 Juli mendatang, ia mampu membanggakan kedua orangtuanya.
"Sekarang saya anak gunung pedalaman bisa mengangkat derajat orangtua, apalagi di desa saya sendiri ini kampung terpencil. Itu mimpi besar saya mau jadikan motivasi para pemuda di desa saya agar jangan menyerah kejar mimpi," ungkapnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com