TRIBUNJATIM.COM - Nasib seorang ABK atau Anak Buah Kapal Pesiar berbalik setelah memilih resign atau keluar dari pekerjaannya.
Awak Kapal Pesiar ini pilih resign dan malah berkutat dengan sampah.
Tetapi, mengolah sampah justru menjadi pilihan yang baik bagi hidup Putu Eka Darmawan.
Di tangan Putu Eka Darmawan, sampah diolah menjadi barang bernilai ekonomi.
Pria asal Desa Petandakan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, ini membuat usaha daur ulang sampah plastik.
Eka Darmawan mengatakan, ide itu muncul sudah sejak di tahun 2014.
Saat itu, Eka Darmawan masih bekerja di kapal pesiar.
Diakui Eka Darmawan, pada tahun 2014 itu, ia merasakan perasaan kesal luar biasa setelah melihat masalah persampahan di lingkungannya.
"Diawali rasa kesal sebenarnya, saya ngeliat masalah sampah plastik tidak akan pernah selesai, itu motivasi awal saya membuat usaha ini," ujar Eka ditemui, Senin (15/7/2024).
Setelah memutuskan untuk tidak melanjutkan karirnya di kapal pesiar.
Baca juga: Petaka Kaki Terlilit Jaring, Anak Buah Kapal di Banyuwangi Tewas Saat Berlayar Cari Ikan
Eka Darmawan akhirnya mendirikan usaha daur ulang sampah yang diberi nama Rumah Plastik.
Proses pendirian usaha ini tidak mudah dilalui.
Ia mesti belajar mengolah sampah, mencari tahu harga sampah, proses pemilahan, hingga membawa sampah itu ke mana.
Proses itu berlangsung selama kurang lebih setahun.
Rumah Plastik ia dirikan di Dusun Pondok, Desa Petandakan.
Lokasinya tak jauh dari kota Singaraja, Buleleng.
Produk yang dia buat tersebut pun tak hanya diserap oleh pasar lokal saja, tetapi sudah dipesan di Spanyol, Jepang, Australia, Dubai, hingga ke Malaysia.
Untuk pasar dalam negeri, permintaan terbanyak datang untuk produk jadi seperti meja, kursi, dan sejenisnya.
"Produk yang dibuat paling sekitar seminggu. Untuk pewarnaan kita tidak gunakan. Kita murni warna sampah itu sendiri," imbuh Eka
Baca juga: 8 ABK Hilang, Kesaksian Korban Selamat Kapal Nelayan Prigi Terbalik di Blitar: Saya Pikir Sudah Mati
Dengan luas sekitar 7 are, Rumah Plastik kini mempunyai beberapa orang pekerja yang tugasnya berbeda-beda.
Pria 34 tahun ini bahkan juga mempekerjakan sejumlah ibu rumah tangga untuk memilah sampah sebelum dicacah.
"Awalnya kami tak ada pekerja, dulu dibantu keluarga. Ya, karena sudah ada profit, kita perlahan mengambil karyawan," katanya
Eka Darmawan menyebut, usaha daur ulang sampah diharapkan bisa bermanfaat bagi orang banyak.
Selain itu, usaha ini juga sebagai edukasi bagi masyarakat bahwa sampah itu bernilai.
Baca juga: Petaka Momen Upacara Sedekah Laut di Trenggalek, Kapal Bawa Tumpeng Terbalik, 3 ABK Tercebur: Tolong
Ke depan, ia berencana membuat sekolah non formal yang khusus mengolah sampah, sehingga, ketika sudah lulus nanti, para siswa bisa mandiri.
"Saya punya cita-cita membuat sekolah. Nanti anak-anak diajarkan untuk mengolah sampah dengan memasukan dalam kurikulum. Bukan sekolah formal namun sekolah khusus skill," katanya.
Meski terbilang sukses dalam penanganan sampah di Buleleng, Eka menilai perhatian pemerintah terhadap usahanya masih sangat minim.
"Pemerintah daerah masih minim perhatian. Saya harap bisa beri perhatian lebih khususnya dalam pengelolaan sampah plastik ini," ujarnya.
Baca juga: Kronologi ABK KM Harapan Baru Tenggelam, Sempat Terlihat Memilah Ikan di Kapal
Kehidupan bekerja sebagai Anak Buah Kapal atau ABK memang susah susah gampang.
Misalnya saja nasib tragis dialami oleh (ABK) Desa Slaharwotan, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan.
Tim gabungan Satpolair Polres Bangkalan, Direktorat Polairud Polda Jatim, serta Badan SAR Nasional menghentikan penyisiran setelah menemukan jasad STP (22) di pesisir Batuporon, Kecamatan Kamal, Selasa (7/5/2024).
Pencarian terhadap jasad korban tenggelam STP dilakukan tim gabungan sejak Minggu (5/5/2024) setelah pihak Satpolair Polres Bangkalan mendapatkan laporan sekitar pukul 22.00 WIB dari otoritas pelabuhan perihal informasi adanya orang jatuh ke laut.
“Ditemukan dalam posisi telungkup, tidak ada bekas luka. (STP) korban tenggelam, hanyut. Jadi dia itu main bola di atas kapal, bola jatuh ke laut lalu diambil dan akhirnya hanyut. Kapalnya berlabuh di Teluk Lamong,” ungkap salah seorang personel gabungan kepada Tribun Madura.
Baca juga: Nasib Pilu Bocah Bernama Kurt Cobain asal Malang, Hanyut di Sungai Brantas saat Hendak Cuci Tangan
Kasat Polair Polres Bangkalan, Iptu Muarib menjelaskan, sebelum ditemukan, tim gabungan dalam upaya melakukan pencarian STP yang menjabat sebagai Kadet Dek kapal itu sempat terkendala dengan tingginya gelombang di perairan Selat Madura.
“Senin kemarin kami memulai penyisiran dari pukul 12.00 WIB, namun terpaksa kami menghentikan kegiatan pencarian pada pukul 18.00 WIB karena terkendala kondisi gelombang,” jelas Muarib.
Ia menambahkan, pencarian kembali dilakukan mulai pagi dengan menyisir perairan Desa Tanjung Jati, Kecamatan Kamal, Bangkalan. Jasad STP lantas ditemukan di sekitar perairan Batu Poron pada koordinat 7° 10' 34" LS, 112° 44' 37" BT pada pukul 12.00 WIB.
“Jasad korban tenggelam STP dievakuasi ke kantor DitpolairudPolda Jatim untuk dilakukan pemeriksaan jenazah di rumah sakit,” pungkas Muarib.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com