TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial masjid dijual Rp 2 miliar lebih hingga jamaahnya sedih.
Masjid di Makassar itu bernama Masjid Fatimah Umar.
Masjid tersebut dijual oleh pemiliknya yang bernama Hilda Rahman.
Alasan di balik dijualnya masjid tersebut pun terungkap.
Informasi penjualan masjid ini viral dari unggahan Facebook bernama Andi Muhammad Nur Syahid.
Dalam unggahan tersebut, terdapat foto masjid bernama Masjid Fatimah Umar dengan spanduk bertuliskan "dijual".
Dalam spanduk tersebut juga tercatat nama pemilik masjid tersebut yaitu Hilda Rahman.
Pemilik akun pun bercerita kesedihannya karena masjid tersebut hendak dijual oleh pemiliknya.
Adapun, Masjid Fatimah Umar berlokasi di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Gara-gara Sengketa, Pembangunan Masjid di Malang Ini Mandek, MWC NU Datangi PN Kepanjen
Wakil Ketua Pengurus Masjid Fatimah Umar, H Abdul Kadir bercerita bahwa warga setempat sedih mengetahui masjid tersebut akan dijual.
"Kami kaget juga kok bisa sampai ada keinginan dijual," kata Abdul Kadir, dikutip dari Tribun-Timur, Senin (15/7/2024) via TribunJabar.
Kadir menuturkan, warga setempat berharap bahwa Masjid Fatimah Umar masih akan tetap berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam meskipun berganti kepemilikan.
Apalagi, kata Kadir, Masjid Fatimah Umar selalu ramai oleh jemaah terutama saat salat subuh maupun salat Jumat.
"Kami dari pihak masyarakat berkeinginan masjid ini tetap digunakan untuk jemaah," ujarnya.
"Jemaah di sini sangat banyak, apalagi kalau hari Jumat, atau salat subuh ramai sekali di sini," tambahnya.
Selain itu, Kadir menjelaskan bahwa Masjid Fatimah Umar ini juga menjadi tempat bagi anak-anak setempat belajar mengaji.
"Kelompok anak muda juga di sini aktif ngaji," jelasnya.
Baca juga: Alasan Pengelola Bangun Tower di Atas Masjid, Pantas Warga Resah Minta Dibongkar, Ada Permainan Uang
Imam Masjid Fatimah Umar, Ismail Kappaja mengatakan bahwa spanduk masjid dijual itu sudah dipasang oleh pemiliknya, Hilda Rahman, beberapa waktu lalu.
Menurut Ismail, Hilda Rahman memang sudah lama ingin menjual masjid yang berdiri di atas tanah dan kepemilikan pribadi tersebut.
Bangunan masjid memiliki luas 381 meter persegi dengan tanah kosong di belakangnya seluas 212 meter persegi.
"Kabarnya Rp5 miliar. Harga jual Rp 1,5 miliar (tanah kosong di belakang masjid) yang ini (tempat masjid berdiri) Rp3,5 miliar," ucap Ismail, dikutip dari Tribun-Timur, Senin.
"Tapi kita tidak tahu kalau nego," tambahnya.
Ismail pun menceritakan awal masjid dan tanah tersebut dijual.
Tiga tahun silam, tepatnya 2021, Hilda Rahman datang untuk melihat tanah kosong di belakang masjid.
Tanah tersebut ingin dijadikan rumah tahfidz.
Beberapa bulan kemudian, tanah tersebut justru hendak dijual beserta dengan tanah tempat Masjid Fatimah Umar berdiri.
Alasannya, kata Ismail, Hilda Rahman hendak membangun pesantren di Jakarta.
Dirinya telah memiliki aset di Jakarta dan hendak membebaskan lahan agar bisa membangun pesantren di sana.
Untuk itu, pemilik tanah itu pun hendak menjual asetnya di Masjid Fatimah Umar untuk menambah biaya.
"Mau menyatukan aset. Itu yang saya tangkap. Buat pesantren di Jakarta," terang Ismail.
Baca juga: Dikira Hantu, Tawa Misterius Tiap Malam di Desa ini Ternyata dari ODGJ, Rebahan di Genteng Masjid
Ismail melanjutkan, pernah ada seorang dokter yang menawar masjid tersebut dengan harga Rp1,5 miliar.
Namun dari Hilda Rahman mensyaratkan nama masjid tak boleh diubah.
"Yang mau beli Rp1,5 miliar sudah mau ke notaris, tapi karena pemilik tidak mau diganti namanya sehingga batal," ujarnya.
Selanjutnya, Hilda Rahman datang lagi bersama adiknya, Habib Umar.
Setahun setelah kedatanganya, Hilda Rahman menghubungi pengurus masjid bahwa tanah tersebut akan dijual.
Kali ini sang pemilik sudah bersikeras untuk menjual masjid tersebut.
Bahkan, kata Islamil, Hilda Rahman sempat ingin menggembok masjid.
Namun, mendapat penolakan dari warga.
Mediasi pun dilakukan oleh pihak kelurahan, masyarakat dan Hilda Rahman.
Kesepakatannya adalah masyarakat tetap bisa menggunakan masjid, tapi dipasang spanduk dijual.
"Masyarakat masih boleh menggunakan masjid, tapi statusnya dijual. Harus dipasang spanduk," ungkap Ismail.
Kasus Lainnya
Dalam kasus lainnya, sosok nenek Bondowoso, Jawa Timur bersikap berbeda.
Nenek itu adalah Mbah Markus.
Sang nenek menjual rumah demi bangun masjid.
Kisah Mbah Markus ini viral di media sosial setelah diunggah akun Tiktok @yesdenylanasakti.
Dalam video itu tampak pemilik akun Yusdeny bersama para relawan berkunjung ke rumah Mbah Markus yang berada di Dusun Kedawung, Botolinggo, Bondowoso.
Mbah Markus tinggal seorang diri karena suami dan anaknya sudah meninggal dunia.
Baca juga: Kisah Unik Mualaf di Papua Berkurban Babi, Sosok Ustadz Hanya Senyum saat Kiriman Datang ke Masjid
Sang anak yang juga bernama Markus meninggal saat di Malaysia.
Kondisi Mbah Markus juga bungkuk sehingga sedikit kesusahan saat berjalan.
Meskipun begitu, Mbah Markus masih sering mencari rumput di hutan.
Saat ini Mbah Markus tinggal di sebuah rumah kayu beralas tanah.
Sedangkan rumah satunya dijual untuk disedekahkan pembangunan masjid.
“Ada rumah 2, dijual disedekahkan untuk masjid,” ucap Mbah Markus saat ditanya relawan, melansir dari TribunJateng.
Video tentang kisah Mbah Markus ini pun mendapat banyak komentar dari para netizen.
@Aula Riks** “saya menangis bhgia atas ucapannya,,dialah sesungguhnya manusia yg kaya d dunia dan d akhirat kelak aamiin”
@Desi “mbah jual 2 rumah buat di sumbang kan di masjid amal jariyah mbah ny utk akhirat mbah”
@KimV “Kasian tapi rumah mbah nanti di surga pasti jauh lebih indah dan megah karna menjual rumahnya untuk di sedekahin ke mesjid”
@Manohara”makasih banyak orang" baik udh menolong membantu si Mbah bismillah semoga sehat selalu semuanya dan selalu Istiqomah di manapun berada”
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com