Namun, di tengah perjalanan, pelaku mengirim pesan bahwa motor tersebut sudah terjual.
Tidak putus asa, Lina meminta bantuan Andi Yanti untuk menelusuri kawasan Jampang.
Di sana, mereka menemukan sebuah warung dengan nomor polisi yang ditutup terpal. Plat nomor itu sesuai milik motor Lina.
Lina Sapitri dan timnya Juga menemukan sepasang sarung tangan milik Lina yang ikut digondol pembegal.
Gunakan 4 Nomor Ponsel untuk Kelabui Pelaku Agar Tak Curiga
Agar upayanya membawa pulang sepeda motor matic tersebut sesuai rencana, Lina Sapitri sampai menggunakan empat ponsel untuk berkomunikasi dengan pelaku.
Dari dua ponsel, pelaku mengaku motor sudah terjual, sementara dari dua ponsel lainnya, pelaku menyatakan bahwa motor tidak dijual dan ada orang iseng yang menggunakan nomornya.
Tim yang berangkat ke lokasi tersebut terdiri dari Lina, suaminya, tetangga bernama Mista, serta beberapa anak remaja tetangganya yang sedang nongkrong.
Namun, tidak satu pun dari mereka yang mengenali pelaku.
Di lokasi yang terletak di belakang RS Dhuafa, tepatnya di warung di Kampung Jampang Pulo, mereka tidak berhasil bertemu dengan pelaku.
Kronologi Pembegalan Lina Sapitri
Menurut Instagram @depok24jam, peristiwa pembegalan atas Lina Sapitri ini terjadi di dekat Masjid Babakan Ragajaya, dekat Perumahan Puri Bukit Depok, wilayah hukum Polres Depok.
Pada pukul 5 pagi, saat Lina mengantarkan suaminya ke Stasiun Citayam, ia dihadang oleh tiga pemuda bersenjata celurit di lokasi yang sepi.
Para pelaku awalnya menginginkan telepon genggam milik Lina, namun karena Lina tidak membawanya, mereka akhirnya mengambil motornya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com