"Saya yang ketemu itu anak pertama dan kedua, tapi dia tidak menyampaikan apa-apa, hanya menyampaikan keinginannya ingin ke rumah."
"Tapi saya bilang buat apalagi ke rumah? Saya sudah sampaikan jujur, kami pengurus kecewa terhadap kalian, kalau sekarang buat apalagi?" ucapnya.
Namun Jonathan Tobing memintanya untuk mendatangi Polsek Jonggol untuk memberikan keterangan kepada penyidik atas kejadian ini.
"Sekarang mending selesaikan urusan karena ini pesan dari Polsek, dari penyidik."
"Uruskan saja bereskan aja di kepolisian berikan keterangan," pungkas sang pengurus RT.
Sebelumnya, tetangga ungkap respons miris ketiga anak pasutri lansia tewas membusuk di rumah di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar).
Ia mengaku sampai elus dada dan geleng kepala saat menelepon mereka.
Ddikutip dari Facebook Dian Deedee Ronawati, pihak Ketua RT sempat mengcoba menghubungi anak-anak korban.
"Tapi tidak direspon," tulis Dian.
Ia juga menuturkan, korban memiliki tiga anak laki-laki.
"Tapi memang anak-anak beliau tidak ada kepedulian sama sekali. Sungguh prihatin," tulisnya.
Menurutnya, sang suami, Hans Tomasoa, dulunya merupakan pelaut, sementara sang istri, Rita Tomasoa, pernah bekerja di RRI.
"Sayang ketiga (3) anak laki-laki beliau jarang sekali berkunjung atau mengajak oma dan opa tinggal bersama mereka," kata dia.
Baca juga: Lama Tak Dijenguk 3 Anak, Sosok Perawat yang Urus Pasutri Lansia di Jonggol Terkuak: Kita Inisiasi
Akun Intan Permata Sari menerangkan dalam kolom komentar bahwa Hans Tomasoa adalah seorang kapten kapal.
"Dia adalah captain kapalku. Beliau sempat menjadi bos saya," tulis Intan.