Beda Sikap Wawalkot dan DPRD Depok usai Sandi Damkar Room Tour Bongkar Borok Tempat Dinasnya

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandi Butar Butar, petugas pemadam kebakaran UPT Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat yang bongkar borok dinasnya

"Apalagi sudah digaji oleh negara, digaji oleh Pemerintah Kota Depok, Sebaiknya sesuatu yang kurang di dalam, kita perbaiki bersama-sama. Jangan dibuat lalu dikeluarin (ke eksternal) ya," kata Imam.

Sebagai informasi, video Sandi yang mengeluhkan kerusakan gergaji mesin dan rem tangan mobil damkar viral di media sosial.

Dalam video, Sandi memperlihatkan dua buah gergaji mesin yang diklaim telah rusak berbulan-bulan.

"Saya mohon maaf sekali, setiap ada telepon di UPT kami dan UPT lainnya mengenai pohon tumbang. Bukannya kami tidak mau mengerjakan, tapi senso kami rusak," ucap Sandi dalam video itu.

Ucapan Sandi terbukti

Sandi Butar Butar, petugas Damkar (Pemadam Kebakaran) Depok, Jawa Barat menangis setelah gagal menyelamatkan gereja yang kebakaran.

Sambil menangis, Sandi mengungkapkan alasan mengapa dirinya gagal memadamkan api secara cepat.

Diketahui sebelumnya, Sandi sempat viral dan menjadi sorotan karena video "room tour" yang memperlihatkan sejumlah fasilitas rusak milik Damkar Depok.

Anggota damkar UPT Cimanggis itu kini kembali viral bak membuktikan kata-katanya di video room tour.

Baca juga: Sandi Petugas Damkar Coret Nama Temannya saat Dipanggil Atasan, Buntut Video Bongkar Borok Dinas

Adapun, gereja yang kebakaran itu merupakan Gereja GBP Shalom, Jalan Raya Jakarta-Bogor, Kota Depok, Selasa (23/7/2024) malam.

Salah satu video Sandi Butar Butar yang menangis setelah melakukan upaya pemadaman dibagikan oleh akun Instagram @undercover.id.

"Untuk masyarakat Kristen yang di Depok, saya mohon maaf. Temen-temen saya yang Muslim memadamkan, saya juga ikut memadamkan, Pak," ucap Sandi Butar Butar dengan suara bergetar.

"Itu buktinya, Pak. Mobil ini, warga nilai (saksinya), ada wartawan juga saksinya," kata Sandi menunjuk truk pemadam kebarakan di belakangnya.

Sandi menuturkan, mobil yang seharusnya digunakan untuk pemadaman kini masih dalam perawatan sehingga tidak bisa dipakai.

"Mobil unit 8.000 kini lagi diusahakan oleh anak-anak untuk ngisi air karena enggak bisa nyedot," tuturnya.

Halaman
1234

Berita Terkini