Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Puji Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Pabrik pengolahan bulu ayam di Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang ini seketika berhenti beroperasi setelah digeruduk warga setempat pada Rabu (31/7/2024) malam.
Bukan tanpa alasan, ratusan warga Desa Manduro itu dikarenakan kekesalan warga setempat yang mengeluhkan bau busuk menyengat yang ditimbulkan dari pabrik tersebut.
Pabrik pengolahan bulu ayam yang diketahui milik CV Aisyah Anugerah Mulia itu, digeruduk ratusan warga karena dianggap menggangu pernapasan dan menimbulkan bau menyengat.
Warga yang datang bergerombol, datang ke pabrik yang berada di Dusun Grobogan Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang dan berusaha mendobrak pagar depan pabrik.
Salah satu perwakilan warga setempat, Jumadi saat dikonfirmasi mengatakan, ratusan warga ini sudah geram karena proses pengolahan bulu ayam di pabrik tersebut berimbas ke warga.
Baca juga: Garis Kejut Dipasang di Jalan Arteri Perak Jombang, Polisi Sebut untuk Cegah Aksi Balap Liar
Ia menyebut, warga seringkali mencium bau tak sedap nan menyengat sehingga menganggu pernapasan.
Warga yang mengaku keluhannya ini sudah disampaikan bertahun-tahun akhirnya geram karena tidak ada jawaban dari pihak pabrik.
"Banyak warga mual-mual sama sesak nafas karena pengolahan bulu ayam di pabrik ini," ucapnya.
Ia melanjutkan, bukan hanya sekedar mual-mual dan menganggu pernapasan, Jumadi mengatakan, ada lima anak di desanya yang mengalami radang pernapasan yang disebabkan karena bau menyengat dari pabrik.
"Kami mau pabrik berhenti beroperasi," katanya.
Warga yang menuntut pabrik untuk menghentikan aktivitasnya pada malam itu juga berkesempatan bertemu dengan kepala pabrik dan melakukan mediasi didampingi oleh Kapolsek Kabuh AKP Qoyum Mahmudi.
Baca juga: Mundjidah-Sumrambah Tak Bisa Diutak-atik, PDIP Jombang Tetap Buka Peluang Koalisi
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Kabuh, AKP Qoyum Mahmudi mengatakan, meskipun ada ratusan warga yang menggeruduk pabrik pengolahan bulu ayam tersebut, tidak ada aksi anarkis dari warga.
"Warga menyampaikan keluhannya dan di mediasi dengan kepala pabrik setempat," ungkapnya, pada Kamis (1/8/2024).
Lebih lanjut, ada beberapa kesepakatan yang dihasilkan dari mediasi tersebut yang langsung disampaikan oleh Kepala Pabrik, Agus Wijaya kepada para warga.
"Keputusan produksi pabrik untuk sementara diberhentikan terlebih dahulu sampai dengan penanganan bau selesai. Lalu apabila dalam proses penangan dan perbaikan dirasa selesai, maka perusahaan akan memberikan konfirmasi kepada perwakilan masyarakat Desa Manduro dan Desa Karangpakis," jelas Agus.
Kemudian, setelah mesin atau yang menyebabkan bau diperbaiki, perusahaan akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat Desa Manduro melalui mekanisme yang akan diagendakan bersama.
"Setelah proses sosialisasi selesai, pihak perusahaan meminta saran untuk selalu mengevaluasi trayel produksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan," pungkasnya.
Dengan adanya kesepakatan tersebut warga Desa Manduro berharap agar pabrik bulu ayam segera melakukan perbaikan dan menjalankan apa yang telah disepakati bersama.