Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Yusab Alfa Ziqin
TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) memiliki sebidang tanah terbengkalai puluhan tahun di Desa Talun, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Mensesneg Pratikno mendorong aset PTPN yang berlokasi di seberang kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Attanwir Bojonegoro itu dimanfaatkan dan dikelola Ponpes Attanwir, berikut segenap lembaganya.
Demi menyeriusi dorongan tersebut, Mensesneg Pratikno berkunjung ke Ponpes Attanwir pada Jumat (2/8/2024) siang.
Dia datang ke ponpes legendaris ini bersama rombongan.
Rombongan Mensesneg Pratikno tersebut disambut baik oleh segenap kiai, petinggi, dan ribuan santri Ponpes Attanwir.
Suasana Ponpes Attanwir pun ramai dan semarak.
Diwawancara di sela kunjungannya ke Ponpes Attanwir, Menseneg Pratikno mengatakan, tanah PTPN di seberang Ponpes Attanwir itu lebih ideal dimanfaatkan.
Terkait tanah itu dimanfaatkan untuk apa, mensesneg asal Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro itu menyebut, sesuai kebutuhan Ponpes Attanwir.
"Terserah kiai (Ponpes Attanwir, red), kita ikut kiai," tutur Mensesneg Pratikno, Jumat (2/8/2024) siang.
Baca juga: Kampus Baru di Banyuwangi Inilah UI Cordoba, Berlokasi di Tengah Ponpes, Punya Kurikulum Unik
Namun, berdasarkan informasi yang diterimanya, dia mengarahkan supaya tanah PTPN tersebut salah satunya dimanfaatkan Ponpes Attanwir untuk mendirikan masjid.
"Ada kebutuhan fasum masjid. Desa ini butuh masjid yang representatif," terang mantan Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.
Selain itu, dia menyebut, tanah PTPN dimaksud bisa juga dimanfaatkan Ponpes Attanwir untuk mengembangkan kaliber pendidikan di Attanwir yang kini juga memiliki institut.
"Di sini ada Institut Attanwir, ini bagus untuk perkembangan pendidikan," terang pria kelahiran 1962 tersebut.
Sementara itu, Muhammad Rofiq Sahal, salah satu Pengasuh Ponpes Attanwir menyampaikan terima kasih atas kedatangan Mensesneg Pratikno dan rombongan ke ponpesnya.
Lebih dari itu, Gus Rofiq, sapaannya, berterima kasih sebab Mensesneg Pratikno telah membukakan jalan bagi pihaknya untuk memanfaatkan tanah PTPN di depan kompleks Ponpes Attanwir.
"Tanah PTPN itu terbengkalai sejak dulu sekali. Kami ingin memanfaatkannya sejak tahun 1990-an. Namun, belum bisa," tuturnya.
Baru pada 2024 ini, lanjut Gus Rofiq, tanah PTPN yang terbengkalai lebih dari tiga dekade tersebut bisa dimanfaatkan Ponpes Attanwir dengan dorongan dari Menseneg Pratikno.
"Bangunan apa saja yang akan kami bangun, akan kami desain dulu. Yang pasti, prioritasnya adalah masjid," tuturnya.
Sebab, ungkap dia, selama ini masyarakat setempat tak punya masjid yang representatif. Mereka menggunakan masjid di dalam Ponpes Attanwir yang kapasitasnya kurang besar.
Terpisah, Direktur Utama Holding PTPN Abdul Ghani yang ikut dalam rombongan mengatakan, pihaknya siap menyerahkan asetnya untuk dimanfaatkan Ponpes Attanwir.
"Nanti mekanismenya sewa 10 tahun dulu. Setelah itu, kami upayakan agar bisa menjadi milik Ponpes Attanwir," ujarnya.
Abdul Ghani meneruskan, pihaknya akan berkolaborasi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam mendorong Ponpes Attanwir memanfaatkan tanah PTPN seluas 2,59 hektare tersebut.
"Langkah terdekat, kami akan membantu meratakan bangunan terbengkalai yang saat ini berdiri di tanah itu," terangnya.
Perataan bangunan bekas pergudangan tembakau itu, ungkap pria asal Pekalongan, Jawa Tengah ini, akan dilaksanakan pihaknya pada Senin (5/8/2024) pekan depan.