Pasalnya lahan parkir seharga Rp5 ribu terbuka tanpa ada peneduh sama sekali.
"Parkir e di panas2 ke ra enek iyub2 e blass, kang parkir e yoo ra ramah blassss
(Tempat parkirnya panas-panasan tidak ada peneduhnya sama sekali, tukang parkirnya juga sama sekali tidak ramah)"
Dia pun merasa kasihan dengan pedagang yang ada di dalam Plaza Waduk Cengklik.
Pasalnya biaya parkir sebesar itu membuat wisatawan jadi berpikir seribu kali jika mau menikmati jajanan di dalam Plaza Waduk Cengklik.
Tribun Solo saat pembukaan Festival Waduk Cengklik juga mengalami sendiri parkir sepeda motor digetok seharga Rp5 ribu.
Lokasi parkir berada di tanah negara yakni di dalam pagar keliling Waduk Cengklik atau di lahan yang ada di depan Plaza Waduk Cengklik.
Petugas parkir yang mengaku warga sekitar pun tak memberikan kertas parkir.
"Karcisnya belum jadi," kata seorang laki-laki petugas parkir.
Atas kejadian ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali menanggapi soal viralnya parkir di Festival Waduk Cengklik yang ngepruk harga.
Menurut Kepala Dishub Boyolali, Arief Wardianta, lokasi parkir dalam festival tersebut berada di lahan Waduk Cengklik yang merupakan kewenangan dari BBWSBS.
Sehingga pihaknya tak memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan terhadap juru parkir di area tersebut.
"Kalau (parkir) di tepi jalan kita, baik jalan nasional, provinsi, dan kabupaten, serta aset milik Pemda Boyolali sudah ada aturannya (besaran retribusi parkir)," kata Arief.
Untuk sepeda motor yang parkir di tepian jalan raya, tarif retribusi yang ditentukan sebesar Rp1.000.
Sedangkan parkiran di Festival Waduk Cengklik tersebut, pihaknya tak bisa berbuat banyak.
Baca juga: Niat Ingin Murah, Penumpang Malah Kaget Kena Getok Harga Angkot Rp 25.000, Dishub Beber Tarif Asli