TRIBUNJATIM.COM - Aksi para siswa SMA saat ikut lomba gerak jalan ini panen kritikan.
Pasalnya, gerakan mereka disebut mirip joget dugem.
Peristiwa ini terjadi Halmahera Utara, Maluku Utara.
Video aksi mereka pun viral di media sosial.
Melansir dari BanjarmasinPost, video gerakan variasi yang menuai pro dan kontra itu viral setelah diunggah akun instagram @terangmedia Rabu (14/8/2024).
Mulanya dalam video terlihat sejumlah siswa laki-laki dan perempuan berseragam SMA yang sedang mengikuti kegiatan lomba gerak jalan.
Saat sedang berhenti para siswa itu pun menunjukan gerakan variasi atau semacam atraksi untuk memikat penonton dan juri.
Namun yang membuat geram, para siswa itu membuat gerakan bak sedang asik berdugem.
Awalnya mereka tampak bergerumbung dan membentuk lingkaran.
Baca juga: Viral Pamflet Lomba Minum Tuak Antar Kampung Jelang Hari Kemerdekaan, Kepala Desa: Tidak Benar
Beberapa saat kemudian belasan siswa lainnya bergerak mundur dan duduk di aspal.
Sementara sekitar 5 orang siswa berdiri di tengah lingkaran tersebut.
Kelima siswa itu kemudian berjoget dengan berbagai gerakan layaknya orang yang sedang dugem.
Salah satu diantara mereka bahkan tampak menunjukan gerakan sempoyongan bak orang yang tengah dalam kondisi mabuk.
Para siswa dan siswi yang duduk membentuk lingkaran terdengar menyoraki teman-temannya tersebut.
Sayangnya aksi para siswa yang mengikuti lomba jalan santai itu justru dinilai kurang pantas oleh warganet apalagi mereka masih berstatus sebagai seorang pelajar.
Hingga kini belum ada informasi lebih lanjut mengenai nasib para siswa tersebut.
Baca juga: Alasan Bupati Larang Warga Gelar Lomba Panjat Pinang saat 17 Agustus, Sebut Tak Punya Nilai Edukasi
Sebelumnya, sebuah video ibu-ibu hampir dikeroyok peserta karnaval juga viral di media sosial.
Dalam video tersebut, nampak seorang ibu-ibu dikepung dan hampir dikeroyok peserta karnaval sound horeg.
Peristiwa tersebut rupanya terjadi di Pati, Jawa Tengah.
Video tersebut diunggah akun Instagram @terang_media, Minggu (11/8/2024).
Kini, permasalahan terkait penggunaan "sound horeg" dalam Karnaval Sedekah Bumi di Desa Waturoyo, Kecamatan Margoyoso, Pati, yang dianggap mengganggu oleh warga akhirnya berakhir damai.
Untuk diketahui, pada Minggu (11/8/2024) siang, seorang warga bernama Sukati (54) menyemprot truk sound horeg yang berhenti di depan rumahnya menggunakan air selang.
Sukati merasa terganggu dengan suara sistem audio yang menggelegar dan membuat telinga serta dadanya sakit.
Baca juga: Lestarikan Tradisi, Siswa SD di Jombang Gelar Lomba Bakiak dan Engrang untuk Sambut HUT RI ke-79
Akibat aksi semprot air itu, peserta karnaval yang didominasi para pemuda berang dan terjadilah cekcok dengan Sukati.
Mendapat informasi dari masyarakat tentang kejadian tersebut, Kapolresta Pati Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama langsung memerintahkan jajaran Polsek Margoyoso untuk turun tangan melakukan penyelesaian masalah terhadap pihak-pihak yang terlibat cekcok tersebut.
Senin (12/8/2024) pagi, Kapolsek Margoyoso AKP Joko Triyanto beserta Bhabinkamtibmas Desa Waturoyo Aiptu Susiyanto dan Babinsa Sertu Bambang Haryono memfasilitasi mediasi antara Sukati dengan perwakilan panitia karnaval.
Setelah proses mediasi cukup panjang, akhirnya kedua belah pihak yang terlibat cekcok pun memutuskan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan dan saling berdamai.
Pihak peserta karnaval sound horeg meminta maaf atas perbuatannya dan akan mengganti kerusakan bagian rumah Sukati yang sempat rusak.
Baca juga: Serunya Bupati Ipuk Lomba Agustusan Bareng Warga Desa di Banyuwangi
Adapun Sukati menyatakan memaafkan pantia atas peristiwa yang menimpanya kemarin.
Hal tersebut dibuktikan dengan surat pernyataan bersama yang disaksikan oleh Kades Waturoyo, perangkat desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Ditemui di kediamannya, Senin (12/8/2024), Sukati mengaku sangat merasa terganggu ketika truk sound horeg berhenti di depan rumahnya.
"Saya terganggu. Mereka saya suruh jalan, jangan di depan rumah saya, tapi tidak digubris. Akhirnya saya ambilkan selang. Itu pun airnya tidak besar.
Tujuan saya cuma agar mereka segera jalan. Tapi mereka tidak jalan-jalan, malah tidak terima karena saya semprot air," ucap dia.
Sukati mengatakan, para pemuda yang mengiringi sound horeg justru masuk ke rumahnya dan melakukan pengeroyokan.
Anak-anak sekolah yang indekos di rumahnya jadi korban. Tak hanya itu, anak perempuan dan menantunya juga terkena pukulan.
"Anak saya ditonjok, kena hidungnya sampai tidak sadarkan diri. Menantu saya juga kena tonjok," jelas Sukati.
Dia menambahkan, dirinya merasa terganggu dengan adanya sound horeg karena dadanya sakit ketika mendengar suara menggelegar.
Tak hanya itu, bangunan rumahnya yang tergolong sudah berumur juga sampai bergetar-getar seperti hendak roboh.
"Rumah saya, kan, bangunan tua. Saya takut ada yang rusak atau roboh. Kaca-kaca jendela juga saya lakban semua supaya tidak pecah," kata dia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com