Viral Nasional

Asal Usul dan Arti Karta Jas Merah, Diucapkan Soekarno dalam Pidato HUT Ke-21 RI 17 Agustus 1996?

Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benarkah istilah Jas Merah diucapkan Soekarno dalam pidato Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Ke-21 RI pada 17 Agustus 1996 silam?

TRIBUNJATIM.COM - Inilah asal usul dan arti kata Jas Merah. 

Istilah ini kerap dikaitkan dengan sosok Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno. 

Beberapa sumber menyebutkan, istilah Jas Merah diucapkan Soekarno dalam pidato Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI

Namun beberapa sejarawan juga berpendapat, istilah Jas Merah tak diucapkan langsung oleh Sang Proklamator ini. 

Lantas dari masa asal usul kata Jas Merah? 

Yuk simak isi pidato Presiden Pertama RI Soekarno pada HUT ke-21 RI pada 17 Agustus 1996 silam. 

Baca juga: Istana Undang Para Mantan Presiden, Tapi Megawati Soekarnoputri Dipastikan Tak Hadir Upacara di IKN

Dilansir dari Kompas.com, momen Jas Merah ini disebut muncul pada Hari Ulang Tahun ke-21 Republik Indonesia pada 17 Agustus 1966.

Saat itu Presiden Soekarno menyampaikan sebuah pidato terakhirnya sebagai seorang kepala negara.

Menjelang lengsernya Soekarno, dirinya disebut membuat sebuah peringatan kepada masyarakat Indonesia tentang sejarah.

Namun tak sedikti ternyata yang menyanggah bahwa kata ini muncul dari sosok Soekarno. 

Pidato Jas Merah sendiri tidak serta-merta berisi "Jangan sekali-kali melupakan sejarah".

Pidato pada tahun 1966, Soekarno meminta agar bangsa Indonesia tidak sekali-kali meninggalkan sejarah perjuangan.

Soekarno mengingatkan kembali bahwa Republik Indonesia telah mengalami 21 tahun perjuangan yang penuh dengan pengorbanan dan pencapaian.

Baca juga: Hobi Unik 4 Ibu Negara RI, Presiden Jokowi: Istri Saya Suka Nongkrong di Pasar Burung Dekat Sini

Isi pidato Soekarno

Soekarno, Sang Proklamator. (Tribunnews.com)

Soekarno menekankan bahwa di Indonesia pada masa itu sedamg berkembang.

Termasuk dalam perkembangan tersebut adalah tantangan yang memerlukan pemahaman sejarah perjuangan Indonesia.

Soekarno juga menjelaskan bahwa sejarah perjuangan adalah pelajaran berharga yang harus dipegang teguh oleh seluruh rakyat Indonesa.

Ia mengajak semua warga Indonesia, terutama generasi muda, untuk memahami dan menghargai perjuangan para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.

Menurut Soekarno, menjaga kesadaran sejarah ini adalah kunci untuk menjaga semangat nasionalisme, patriotisme, dan semangat perjuangan dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

Baca juga: 4 Potret Megawati dan Istri Kelima Soekarno, Putri Fatmawati Bak Kakak-Adik dengan Ratna Sari Dewi

Baca juga: Cerita Megawati Bawa Bendera Merah Putih Asli Dijahit Fatmawati, Anggota Paskibraka HUT Ke-19 RI

Soekarno juga menyoroti peristiwa-peristiwa terkini yang telah mengguncang Indonesia, termasuk yang disebutnya sebagai "tahun gawat".

Ia menjelaskan bahwa negara-negara asing terus mengawasi Indonesia dan perjuanganbangsa ini.

Pesan utama dalam pidato Soekarno  adalah bahwa sejarah perjuangan bangsa adalah aset berharga yang tidak boleh dilupakan.

Soekarno juga menegaskan bahwa kepepimpinannya adalah untuk kepentingan bersama dan bukan untuk keuntungan pribadinya.

Kutipan pidato “Jas Merah” “Hasil-hasil positif yang sudah dicapai di masa yang lampau jangan dibuang begitu saja.

Bukan kata-kata langsung Soekarno

Pidato Jas Merah ini disebut muncul pada Hari Ulang Tahun ke-21 Republik Indonesia pada 17 Agustus 1966. (ISTIMEWA)

Dalam beberapa laporan disebut oleh Sejarawan Rushdy Hoesein, dilansir dari CNN singkatan "Jas Merah" bukan berasal dari Soekarno.

Bahkan ada juga yang menyebut bahwa 'Jas Merah' adalah judul yang diberikan Kesatuan Aksi 66 terhadap pidato Preside, menurut AH Nasution.

Laporan juga menyebut bahwa Bung Karno juga sama sekali tidak menyinggung kata-kata Jas Merah tersebut.

Dalam pidato tersebut Bung Karno hanya menyebutkan beberapa hal penting seperti "tahun-tahun yang gawat", dan "konflik sesama anak bangsa".

Jadi banyak yang menyebut bahwa Jas Merah adalah hasil dialektika para lingkaran Soekarno agar tak melupakan sejarah saja, bukan dari Soekarno langsung.

Tetapi tak menutup bahwa Soekarno sangat menginginkan warga Indonesia tak melupakan sejarah.

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com

Berita Viral Nasional lainnya

Berita Terkini