Berita Jombang

5 Desa di Jombang Dibuat Resah Akibat Limbah Kotoran Sapi Perah yang Dibuang di Sungai

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Limbah Kotoran Sapi yang Menyebabkan Sungai di Wonosalam Tercemar.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Puji Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Keluhan masyarakat lima desa di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang soal limbah di sungai akibat kotoran ternak sapi perah yang dibuang ke sungai ditanggapi pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH). 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang melalui DLH berjanji akan turun ke lokasi untuk mengecek limbah kotoran sapi yang dikeluhkan masyarakat sekitar. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang Miftahul Ulum saya dikonfirmasi, mengatakan pihaknya akan turun ke lokasi untuk mengecek keluhan yang disampaikan masyarakat. 

"Coba akan kami cek ke lapangan dulu gun memastikan titik mana saja yang memang dikeluhkan masyarakat. Nanti akan ada tim yang kami terjunkan kesana," ucapnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (24/8/2024).

Seperti diberitakan sebelumnya, aktifitas pembuangan limbah kotoran hewan ternak ke sungai timbulkan bau tak sedap, lima desa di Kecamatan Wonosalam kompak mengeluh. 

Baca juga: Pembuangan Limbah Kotoran Sapi Dikeluhkan Warga 5 Desa di Jombang, Sungai Tak Bisa Dipakai Mencuci

Bau menyengat yang dihasilkan dari limbah kotoran hewan yakni sapi perah yang di buang ke sungai membuat lima desa di Kecamatan Wonosalam menjadi terdampak. 

Lima desa tersebut yakni Desa Wonokerto, Wonomerto, Panglungan, Carangwulung, Jarak dan Galengdowo.

Hampir 3 tahun, aktifitas pembuangan kotoran limbah ini membuat resah masyarakat sekitar. 

Baca juga: Cerita Hendri Pria dari Jombang, Bergelut dengan Kotoran Sapi Dapatkan Biogas Pengganti Gas LPG 

Bau yang ditimbulkan menggangu pernapasan warga karena hampir setiap hari terjadi.

Menurut Suyono (55) warga Desa Wonokerto, Kecamatan Wonosalam. Warga memang merasakan bau menyengat sejak 3 tahun yang lalu. 

"Yang terdampak ini bukan hanya satu desa, tapi lima desa, Desa Panglungan, Carangwulung, Jarak, Wonomerto dan Galengdowo, karena sungai di desa-desa itu dialiri limbah kotoran sapi ternak," ucapnya saat dikonfirmasi pada Jumat (23/8/2024).

Limbah kotoran sapi ternak itu memang dibuang di sungai, sehingga menyebabkan sungai menjadi tercemar dan tidak jernih.

Baca juga: Dosen UB Manfaatkan Limbah Pisang dan Enceng Gondok Untuk Pencegahan Gulma di NTT

Sungai yang biasa digunakan masyarakat untuk mencuci pakaian pun kini tak bisa lagi terjamah.

Warga bukannya diam saja, aki protes pernah dilakukan, bahkan memberikan tawaran solusi.

Namun, tawaran solusi yang diberikan tidak pernah terealisasi hingga saat ini. 

Baca juga: Cerita Pasutri di Kudus Sulap Limbah Produksi Tahu Jadi Biogas, Ramah Lingkungan Tak seperti Elpiji

"Kami ini sering protes, bahkan memberi solusi berupa bak penampungan, bisa diolah menjadi pupuk, tapi ya itu, tidak pernah ada realisasinya," katanya. 

Berita Terkini