"Ketika dia tidak berlari ke belakang untuk membantu pertahanan, Barcelona membuat penyesuaian dalam taktik defensif."
"Hal itu membuat Ronaldo bisa hanya memikirkan tentang menyerang."
"Tetapi, kalau Leao ingin bermain seperti itu, dia harus selalu menentukan."
"Masalahnya, Leao tidak tahu bagaimana membuat tembakan tepat sasaran."
"Dia tidak tahu apa artinya memahami bagaimana bermain sepak bola," pungkas Cassano.
Apa yang dikatakan Cassano ada benarnya.
Ronaldinho dikenal seperti punya dispensasi di Barcelona dengan tidak dibebani tugas untuk membantu bertahan.
Namun, Ronaldinho memang brilian dalam penyerangan.
Bukan hanya tajam mencetak gol, dribel dan kemampuan individunya sangat sering membuat pertahanan lawan kocar-kacir sehingga membantu Barcelona menemukan ruang saat menyerang.
Dengan ogah-ogahan membantu bertahan, Rafael Leao disebut Cassano seperti ingin mendapatkan privilese yang sama seperti Ronaldinho di Barcelona.
Namun, Leao belum sampai ke level Ronaldinho.
Dari ukuran jumlah gol saja, Leao hanya mencetak 47 gol daam 166 laga buat AC Milan.
Itu berarti rata-rata hanya 1 gol setiap 3-4 pertandingan.
Buat Cassano, statistik itu belum cukup untuk membuat Leao menjadi pemain yang menentukan sehingga punya hak untuk tidak ikut membantu tim bertahan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com