Berita Viral

Nasib Guru Amalia Diusir dari Rapat usai Tegur Kepala Dinas Merokok Dalam Ruangan, Kini Siap Dipecat

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nasib Guru Amalia Diusir dari Rapat usai Tegur Kepala Dinas Merokok Dalam Ruangan, Kini Siap Dipecat

TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial curhat guru diusir dari rapat karena tegur kepala dinas merokok di dalam ruangan ber-AC.

Guru asal Kalimantan Selatan itu bernama Amalia Wahyuni.

Amalia Wahyuni membagikan curhatannya melalui akun Instagram miliknya @amaliawyn pada Senin (2/9/2024).

Melalui video yang dibagikannya, guru tersebut memaparkan kejadian bermula saat dirinya mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi TIm Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan SMK tahap II yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel.

Dalam acara tersebut, oknum Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kalsel itu hadir memberikan sambutan di depan para pejabat, panitia, dan pelaksanaan, melansir dari BanjarmasinPost.

Acara diselenggarakan di salah satu ballroom hotel dengan diikuti oleh para Guru BK, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wakasek beberapa Kabupaten di Kalsel.

Guru wanita tersebut memaparkan, sesaat sebelum oknum Kepala Dinas itu masuk para peserta rapat diminta memberi perhatian dan dilarang menggunakan telepon genggam.

"Dr awal acara brjln lancar, smpai suatu ktika pejabat2 yg mberikan kata sambutan, panitia pelaksana brkata, jk ada Kadisdikbud nya masuk, dmohon utk tdk memainkan hp, krn bliau tdk suka ktika brbicara, ada yg main hp. Sy pikir, org ini psti brdedikasi tnggi trhdp jabatan, org yg brwibawa, smpai2 hrs sprti itu, krn sy suka org yg disiplin sprti itu, tdk brbicara/main hp ktika ada org di depan brbicara," paparnya.

Baca juga: Nasib Guru Asniani Diminta Kembalikan Uang Negara Rp 75 Juta, Tak Tahu Harus Pensiun Umur 58 Tahun

Namun guru tersebut dibuat kaget saat melihat oknum Kepala Dinas itu memasuki ruangan dengan menggunakan sendal dan menghisap rokok di depan para peserta rapat.

"Namun ktika bliau dtg, sngguh persepsi sy Igsg brubah, bliau masuk ballroom dg sendal, kmudian dg sbatang rokok, brjalan sprti org yg bijaksana. Sktika mood sy lgsg brubah, krn sy tdk tahan dg asap rokok,” imbuhnya.

Setelah memberikan sambutan, Oknum Kepala Dinas tersebut turun menemui peserta untuk saling berbincang.

Sayangnya oknum Kepala Dinas tersebut berbincang dengan para peserta sembari menghisap rokok hingga menyebabkan guru wanita tersebut merasa terganggu.

Ia pun lantas berinisiatif untuk menegur Oknum Kepala Dinas itu.

“Kmudian, sy pkir brhnti dstu sj. Stelah bliau duduk di meja atas, bliau turun kbwh utk brbincang dg pserta, namun msh mnyalakan rokok. Kmudian, sy tegur dg perlahan. "Mohon mf pak, sy tdk tahan mncium asap rokok". Yg sgt sy sygkan adlh, adab bliau di tgh2 rapat koordinasi, di ruangan ber AC, yg mana angin yg dkluarkan oleh AC, ya dr st2 jg. Otomatis asap pun akan mnempel di mana2, jg kluar masuk Iwt,” bebernya

Baca juga: Nasib Guru yang Dulu Dipecat Usai Kritik Ridwan Kamil, Kini Jualan Risol: Gue Tuntut di Akhirat

Usai memberikan teguran, guru tersebut justru diusir meninggalkan ruangan hingga dihubungi oleh atasan untuk segera pulang.

"Yg sgt dsygkn lg adlh sy diusir dr ruangan, shrsnya bliau lah yg kluar dr ruangn, bkn sy. Stelah sy diusir, bliau mnanyakan tmpt bkrja sy, kmudian sy brucap "bpk mnta dhrgai, namun bpk tdk mnghrgai sy". Stelah sy kluar dr ruangan, tdk lama kmudian sy dtlpn oleh atasan sy, dsruh pulang," jelasnya lagi.

Akibat peristiwa tersebut, guru wanita itu pun terancam kehilangan pekerjaan lantaran sudah berani mengungkapkan kejadian ke depan publik.

"Ktika sy membuat prnyataan ini, sy sdh mnrima konsekuensi nya. Tdk apa, jk sy dpecat. Sy yakin, kbenaran akan sllu menang. Kalaupun sy dipecat, brrti rzeky sy mnjd guru, sdh smpai dstu," tutupunya.

Hingga berita ini dirilis, banjarmasinpost.co.id masih terus berusaha mendapatkan konfirmasi dari kedua belah pihak.

Banjarmasin Post sudah melakukan upaya konfirmasi langsung kepada Kepala Disdikbud Kalsel, Muhammadun pada Selasa (3/9/2024).

Reporter Bpost mencoba mencari Muhammadun ke kantor Disdikbud Kalsel di Banjarbaru.

Namun, beberapa pegawai di tempat itu menyatakan Muhammadun sedang di kantor Dinas Sosial Provinsi Kalsel.

Mengingat, Muhammadun juga menjabat sebagai pelaksana tugas Kepala Dinsos Kalsel.

Reporter Bpost juga mencari Muhammadun di kantor Dinsos Kalsel di Banjarmasin.

Pernyataan berbeda justru dilontarkan sejumlah petugas yang ada di Dinsos Kalsel.

Mereka menyebut Muhammadun sedang berada di kantor Disdikbud Kalsel. 

Berita Lain Terkait Guru Dipecat

Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta lepas tangan soal nasib ribuan guru honorer yang mendadak diberhentikan di awal tahun ajaran 2024/2025.

Plt Kepala Disdik DKI Jakarta Budi Awaluddin menyebut, ribuan guru honorer ini bisa mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang dibuka Badan Kepegawaian Negara (BKN).

“Jadi bagaimana nasib mereka? Nanti kan ada seleksi PPPK di tahun ini. Kemarin dari Kemendikbud menyatakan bahwa kebutuhan kita hampir 1.900 PPPK untuk guru. Mereka bisa mendaftar,” ucapnya di Balai Kota Jakarta, Rabu (17/7/2024).

Hanya saja, Budi tak berani menjamin guru honorer yang saat ini diberhentikan bisa otomatis lolos dalam seleksi PPPK termasuk.

Para guru honorer yang sudah bertahun-tahun bekerja pun kembali hari bersaing dengan kandidat lain, termasuk calon guru yang baru lulus kuliah.

“PPPK itu kan dari BKN, tentunya kami akan mengikuti sesuai ketentuan. Mereka yang saat ini guru honorer bisa ikut daftar ke sana, sesuai dengan kompetensinya, kebutuhannya,” ujarnya.

Sedangkan untuk guru berstatus Kontrak Kerja Individu (KKI), Disdik DKI belum bisa memastikan apakah tahun ini akan kembali membuka perekrutan atau tidak.

“Kalau KKI nanti kami kihat apakah kebutuhan KKI masih ada atau enggak,” kata anak buah Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono ini.

Baca juga: Pengakuan 3 Guru PNS Viral Bikin Video Bentak-bentak Murid, Lemas usai Ditindak Didikbud dan Polisi

Sebelumnya, Budi mengakui kurang lebih ada 4.000 guru honorer yang terdampak kebijakan pembersihan atau cleansing yang tengah dijalankan Disdik DKI Jakarta.

Ia menyebut, kebijakan ini diterapkan sebagai tindaklanjut dari temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menemukan adanya ketidaksesuaian dalam proses rekrutmen guru honorer di Jakarta.

Budi menyebut, proses rekrutmen guru honorer selama ini dilakukan oleh masing-masing kepala sekolah tanpa berkoordinasi dengan Disdik.

“Sehingga kita tidak bisa menjamin kualitas gurunya nanti seperti apa dan pengangkatannya tidak dipublish, sehingga ini tidak sesuai dengan mekanisme,” tuturnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini