Berita Viral

Siswi SMP Dibully sampai Takut ke Sekolah, Korban Kecewa Kepsek Malah Tak Ingin Kasusnya Viral

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswi SMP dibully sampai takut ke sekolah

TRIBUNJATIM.COM - Aksi perundungan atau bullying yang dilakukan sejumlah pelajar SMP terhadap seorang siswi, viral di media sosial (medsos).

Dilihat dari seragam yang dipakai para pelajar tersebut, diduga kejadian ini terjadi di dalam sebuah kelas SMPN 5 Sekayu.

Para pelajar juga berbicara bahasa daerah Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel). 

Baca juga: Viral Pria Adu Mulut dengan Kurir Gegara COD di Jombang, Dimaki saat Antar Paket lalu Dipukul

Tampak dalam cuplikan video, korban mengenakan seragam Pramuka tampak duduk terdiam.

Ia diperlakukan kasar oleh beberapa anak perempuan yang mengenakan baju olahraga.

Kepalanya tertunduk dan ditowel dengan tangan oleh seorang siswi lainnya.

Video tersebut lantas memicu keras reaksi netizen yang geram atas tingkah pelajar SMP tersebut.

Dari beberapa akun medsos yang mengunggah video, terlihat jika warga Muba maupun alumni sekolah tersebut mengecam aksi perundungan yang terjadi.

Tari selaku saudara perempuan korban mengakui jika aksi perundungan terhadap adiknya terjadi pada 27 Agustus 2024 kemarin.

"Adik kami pulang dalam posisi jilbab sudah robek, di kening benjol," katanya saat dikonfirmasi Sripoku.com, Jumat (6/9/2024).

"Terus dia bilang mau pindah sekolah karena takut dibully 5 orang," lanjut Tari. 

Lanjutnya, pinggang adiknya pun ditendang dan sempat diurut.

Saat ini setiap pergi sekolah, korban selalu ketakutan. 

"Esoknya pada tanggal 28, papa kami langsung ke sekolah dan cuma diselesaikan di kantor. Setelah kejadian itu malah kami dapat kabar, mereka ngebully kawan yang lain," tutur Tari.

Viral aksi perundungan yang dilakukan sejumlah pelajar SMP terhadap seorang siswi, belakangan diketahui peristiwa tersebut terjadi di SMPN 5 Sekayu, Musi Banyuasin, Jumat (6/9/2024). (via Sripoku.com)

Dirinya heran dan mempertanyakan respons sekolah atas kejadian perundungan ini.

Dimana kepala sekolah tidak memberi dispensasi atau hukuman terhadap pelaku pembullyan adiknya.

"Ini cuma disuruh selesaikan masalah di sekolah, habis itu pelaku cuma disuruh mengerjakan tugas sekolah."

"Kok mereka (pihak sekolah) bisa sepele dengan mental anak-anak, masalahnya adik saya jadi takut setiap mau pergi sekolah karena terbayang-bayang perilaku temannya," ucap Tari.

Tak hanya adiknya, Tari mengaku sudah ada lagi keluarga korban lain yang baru berani speak up masalah pembullyan di sekolah tersebut.

Pasalnya selama ini mereka juga takut untuk muncul ke publik.

"Korbannya dua orang dan sekelas dengan adik saya."

"Tadi pagi kami bersama Dikbud Muba, perlindungan anak dan perempuan, serta personel Polres Muba datang ke sekolah," ucapnya.

Baca juga: Nasib Pelaku Perundungan Siswa SMPN di Gowa usai Bupati dan Polisi Turun, Keluarga Korban Tak Terima

Sayangnya dari hasil pertemuan tersebut, keputusan kepala sekolah tidak terima jika kasus ini diviralkan.

Padahal menurut Tari kalau kasus ini tidak viral, maka tak akan diusut.

"Sekarang kepala sekolahnya masih belum memberi ngasih efek jera ke pelaku. Minimal diberi efek jera, diskors, atau dispensasi bila perlu," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaam (Disdikbud) Muba, Iskandar Syahrianto melalui Kabid Hairunsyah menyebutkan, terkait beredarnya video tersebut, pihaknya telah turun secara langsung mengkroscek kebenaran.

"Hari ini, kita melakukan kroscek secara langsung ke sekolah yang bersangkutan."

"Insyaallah hari ini ada penyelesaian dan kita melibatkan Polres DPPPA, KPAD,"ujarnya.

Ilustrasi perundungan seorang siswi di Muba (Freepik)

Sementara itu di Jawa Timur, aksi bullying yang melibatkan anak-anak terjadi di Kabupaten Jember, bahkan viral di media sosial Facebook.

Video berdurasi 1 menit 21 detik tersebut memperlihatkan bocah laki-laki mengenakan kaos berwarna biru dongker dan celana pendek warna hijau.

Ia melakukan tindakan kekerasan terhadap temannya.

Terlihat korban yang memakai baju warna hitam serta mengenakan sarung, tampak tidak berani melakukan perlawan terhadap pelaku, selama tiga kali ditendang.

Pantauan dalam video tersebut, pelaku dua kali menendang bagian tubuh korban, yang membuat bocah yang pakai sarung tersebut kesakitan.

Kemudian tendangan ke tiganya, pelaku melayangkan kakinya ke bagian kepala anak laki-laki bersarung hingga korban tersungkur kesakitan.

"Aduh sakek cak (aduh sakit mas)," rintih bocah berbaju hitam dalam bahasa Madura, sambil meminta temannya untuk berhenti memukul.

Di dalam video tersebut, pemilik akun facebook juga memberikan keterangan, "Lagi-lagi kasus bullying viral di media sosial. Tubuh korban ditendang. Berdasarkan keterangan ibu korban, kasus perundungan ini terjadi di rumah pelaku di Kecamatan Patrang, Jember," tulis pengunggah saat mengunggah di platform digital ini.

Pelaku dan korban usai terjadi aksi bullying di Jember (Tangkapan layar video amatir)

Menanggapi video viral tersebut , Kanit Reskrim Polsek Patrang, Ipda Didit Ardiana mengaku telah mengetahui hal itu.

Namun hingga kini belum ada laporan masuk soal kasus perundungan tersebut.

"Sampai sekarang belum ada laporan yang masuk," ujarnya melalui pesan singkat WhatsApp, Jumat (21/6/2024).

Menurutnya, Polsek Patrang Jember telah memerintahkan Bhabinkamtibmas untuk menelusuri tempat kejadian perkara kasus bullying tersebut.

"Tapi video tersebut sudah kami lihat."

"Dan saya serahkan pada Bhabinkamtibmas untuk ditelusuri kebenarannya," kata Didit.

Berita Terkini