TRIBUNJATIM.COM - Kisah Supriyanto pemungkut paku jalan kaki viral di media sosial.

Ini setelah ia mendapatkan uang di ember dari orang yang baik hati.

Tangis Pak Supri dapat uang di ember itu bukan tanpa sebab.

Penghasilan pria berusia 49 tahun asal Muara Enim, Palembang dari pungut paku ini terbilang miris.

Dari 200 gram paku dan besi yang didapatnya, Pak Supri hanya mendapatkan penghasilan Rp 10 ribu sehari.

Sedangkan maksimal yang didapatkan sebanyak Rp 75 ribu sehari.

Baca juga: Tiap Hari Pungut Paku Jalan Kaki, Pak Supri Nangis Dapat Uang di Ember, Pemberi: Tak Lupakan Ibadah

Untuk itu, Pak Supri berjalan kaki 5 Km dan kembali ke rute yang sama setiap harinya.

Ia juga berjalan di sisi seberangnya sehingga setiap hari berjalan 10 Km.

Semua dilakoninya untuk mencari nafkah buat keluarga.

Terlebih ia juga harus membayar biaya anak sekolah di pesantren.

Pak Supri memiliki tiga anak yang masih menjadi tanggungannya.

Putra pertamanya saat ini mondok di salah satu pesantren di daerah Tasikmalaya.

Dua anak lainnya diurus oleh istri di Karawang termasuk juga bapak ibu mertuanya.

Keluarga Pak Supri tinggal di Karawang, sementara Pak Supri mencari nafkah di luar kota.

Terkait tempat tinggal, Pak Supri tinggal di daerah Jatibening, Kota Bekasi bersama majikan rongsoknya.