"Itu kan bukan menarif. Tapi itu orang berani memberikan sesuatu dan mereka ikhlas. Kalau enggak ikhlas ya enggak jadi, ngapain. Kan ikhlas kan makanya kemudian dia memberikan hadiah kepada saya," ujarnya lagi.
Dia juga tidak merasa menjual ilmu dengan menerima upah ketika ceramah. Upah itu, baginya, bayaran atas rasa capeknya, bukan ilmu yang dibagikan.
"Orang bilang, 'Anda jual ilmu'. No, ilmu terlalu mahal untuk dijualbelikan. Anda bukan bayar ilmu. Anda bayar capek saya saja, dari Jakarta, misal diundang ke mana? kan itu bensin keluar, saya bayar sopir. Nah itu yang Anda bayar," katanya.
Artikel ini telah tayang di Grid