“Kemudian di setiap angkaan harus dipasang robit, berupa uang, yang diperuntukkan untuk masjid. Bahkan, semakin besar angkaan, semakin besar robit yang peroleh oleh masjid,” kata dia.
Perayaan Maulid Nabi di Pulau Bawean dengan ciri khas angkaan molod juga menjadi daya tarik keluarga yang berada di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan lainnya yang tidak bisa pulang.
“Keluarga di luar negeri yang tidak tidak bisa pulang ke tanah kelahirannya di Pulau Bawean biasanya selalu mengirim uang untuk keluarganya, bahkan mereka juga nitip robit untuk masjid, sehingga setiap tahun robit yang ada tidak hanya rupiah, tapi juga ringgit, dollar Singapura, dollar Amerika, mata uang Brunei, kalau ditotal robit sekitar kurang lebih Rp 35 juta,” tuturnya.