Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Pemerintah Kabupaten Lumajang tengah memacu produksi panen tanaman cabai sebagai langkah menekan inflasi daerah.
Pj Bupati Lumajang, Indah Wahyuni menjelaskan pihaknya saat ini menyerukan kepada petani cabai agar memakai skema penanaman tanaman pada 2 musim.
"Kabupaten Lumajang dibagi dalam 2 wilayah untuk penanaman cabai. Saat musim hujan cabai ditanam di wilayah utara dan di musim kemarau cabai ditanam di wilayah selatan," ujar Pj Bupati Lumajang, Indah Wahyuni dalam sambutannya saat panen cabai di Desa Jatigono, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Selasa (17/9/2024).
Menurut Indah, skema tersebut tak selalu berjalan sesuai rencana. Para petani tetap menanam cabai sebagimana kebiasaan yang telah dilakukan.
"Tetapi tahun ini antara wilayah utara dan selatan menanam cabai hampir bersamaan setelah terjadi inflasi akhir-akhir ini. Satu bulan mendatang terjadi deflasi karena over produksi cabai," ungkapnya.
Baca juga: Pemkot Batu Ajak Sekolah Tanam Cabai, Upaya Edukasi dan Pengendalian Inflasi
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang, Hairil Diani mengatakan Kabupaten Lumajang merupakan salah satu sentra penghasil cabai di Jawa Timur.
"Dengan luas panen sampai bulan November 2023 untuk cabai merah seluas 362 hektad produksinya mencapai 17.988 kwintal. Sedangkan untuk cabe rawit seluas 2.151 hektar produksinya 44.725 kwintal," beber Hairil.
Retno menambahkan, Kecamatan Kunir menyumbang lahan cabai rawit seluas 874 ha dari total 2.151 hektar lahan cabai di Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Cabai Rawit di Harga Normal, Petani di Tulungagung Kantongi Untung Rp 1.500.000 per Hari