Mengenai pungutan jembatan, ia mengeklaim keuntungan yang disebutnya telah digelembungkan oleh jaksa penuntut.
Mengingat, dua jembatan yang ia bangun di atas Sungai Taoer menghabiskan biaya lebih dari 130.000 yuan.
Banding pertama pengusaha tersebut ditolak oleh pengadilan pada 2021.
Tetapi ia mengajukan banding baru ke Pengadilan Rakyat Menengah Baicheng yang lebih tinggi pada Juni 2023.
Baca juga: Nasib Mbah Suwono Tiap Hari Tidur di Bawah Jembatan Tol, Berjuang Hidup Jadi Pemulung, Tak Punya KTP
Kasus tersebut saat ini sedang ditinjau, tetapi kisahnya baru-baru ini viral di China hingga memicu perdebatan sengit.
Beberapa orang merasa Huang Deyi dan keluarganya pantas mendapatkan hukuman.
Sebab, memungut biaya kepada orang-orang yang menggunakan jembatan apung yang dibangun secara ilegal.
Sedangkan warganet lain menilai dia hanya melakukan pelayanan untuk komunitasnya, mengambil tindakan saat otoritas daerah tidak mau.
“Tidak akan ada ruang bagi keluarga Huang untuk mendapatkan keuntungan jika sudah ada jembatan di sana,” komentar salah satu pengguna Weibo.
Sementara yang lain mengatakan, penduduk setempat dengan senang hati membayar tarif jembatan tersebut.
Sebab, lebih murah dan lebih cepat daripada melakukan perjalanan ke jembatan resmi terdekat.
Di sisi lain, ada juga yang mempertanyakan keamanan jembatan tersebut, menanyakan siapa yang akan bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan.
Setelah kontroversi jembatan Huang Deyi, pihak berwenang berjanji untuk membangun jembatan di atas Sungai Taoer yang lebih dekat ke Desa Zhenlin, tetapi mereka dilaporkan belum memenuhi janji mereka.
Baca juga: Kades Kecewa YouTuber Bule Perbaiki Jembatan Rusak, Sebut Masih Layak Pakai, ‘1 sampai 2 Tahun’
Sementara itu kisah lainnya, siswa yang terpaksa menyeberangi jembatan putus demi bisa berangkat ke sekolah.
Siswa di Sukabumi, Jawa Barat itu bahkan rela bergelantungan demi bisa memangkas waktu.