TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - AN, seorang ibu warga Desa Batangsaren, Kecamatan Kauman kebingungan saat datang ke Gedung Balai Rakyat Kabupaten Tulungagung, Jalan RA Kartini.
Tujuannya sebenarnya akan berobat ke praktisi pengobatan alternatif yang terkenal dengan nama Ida Dayak.
Namun ternyata sosok yang dicarinya itu tidak ada, dan suasana Gedung Balai Rakyat yang kini difungsikan Mal Pelayanan Publik juga sepi.
AN sebelumnya sudah transfer uang Rp 250.000 ke panitia pengobatan Ida Dayak itu.
Uang itu untuk mendapatkan nomor antrean, karena kuota pasien dibatasi hanya 150 orang saja.
Baca juga: Diminta Bayar Rp350 Ribu, Poster Ida Dayak Buka Pengobatan Viral, Pemkab Bantah: Tidak Ada Itu
“Saya sudah transfer dan mendapat nomor urut 139. Tapi ternyata sampai sini tidak ada apa-apa,” ujar AN kebingungan.
AN mengatakan, sebelumnya melihat selebaran pengobatan Ida Dayak lewat media sosial.
AN yang mengalami sakit di bagian kaki tertarik ikut berobat.
Baca juga: Kadung Transfer Uang, 4 Warga Tertipu Hoaks Pengobatan Ida Dayak, Termakan Iklan Palsu Pamflet
Untuk biaya pendaftaran sebesar Rp 250.000 ditransferkan oleh anaknya.
“Niatnya ingin mengobatkan ibunya supaya pulih seperti semula, tapi ternyata malah kena tipu,” keluh AN.
Warga lainnya, Puji mengaku sudah menghubungi Ida Dayak melalui Whatsapp di nomor 082123224576.
Puji mengaku disuruh transfer Rp 200.000 untuk biaya pendaftaran.
Baca juga: JATIM TERPOPULER: Penipuan Pengobatan Ida Dayak di Pamekasan - Pemuda Ngawi Jambret Tas Guru
Uang ini juga untuk fasilitas pengobatan, konsultasi dan 2 botol minyak urut Ida Dayak.
“Dia bilang ditransfer dulu untuk mencetak nomor antrean. Tapi saya ragu, apa benar Ida Dayak datang ke Tulungagung,” ucap Puji.
Puji sempat mencari informasi soal pengobatan Ida Dayak di Tulungagung.
Baca juga: Dulu Rp 50 Ribu, Tarif Pengobatan Ida Dayak Kini Jutaan Rupiah, Lokasi Praktik Pindah ke Mall
Dari semua masukan yang didapat, Puji akhirnya batal transfer uang ke rekening yang diberikan.
Ia berkesimpulan, selebaran yang dibagikan lewat media sosial adalah penipuan.
“Untungnya saya tidak jadi transfer jadi tidak rugi apa-apa. Tapi kasihan yang lain, niatnya cari kesembuhan malah ditipu,” katanya.
Mahfud, salah satu petugas di Mal Pelayanan Publik (MPP) Tulungagung, mengatakan warga yang kena tipu berdatangan sejak pukul 07.00 WIB.
Mereka rata-rata orang yang sudah berumur dan dalam kondisi sakit.
Baca juga: Berobat ke Ida Dayak Kini Bayar Rp 6 Juta? Disebut Ada Tarif Uang Gedung, Pasien Ditanya Keikhlasan
Mahfud pun harus sabar memberi kan penjelasan bahwa tidak ada pengobatan Ida Dayak di area Mal Pelayanan Publik.
“Rata-rata mereka sudah transfer Rp 200.000. Mereka pulang setelah tahu tidak ada Ida Dayak di sini,” ucap Mahfud.
Sebagian lainnya melapor ke bank seperti yang tercantum di rekening tujuan transfer biaya pendaftaran.
Mereka ingin mengajukan blokir ke rekening terduga penipu yang mengatasnamakan Ida Dayak itu.