Kerupuk yang dijualnya diambil dari pemasok di dekat rumahnya.
Namun keuntungan yang didapatnya hanya Rp10.000 per hari, itupun jika kerupuknya habis.
"Setiap hari, Mbah Puji beradu Nasib, di terpa panas juga hujan berjualan kerupuk di pinggir jalan demi mendapatkan sesuap nasi.
Kerupuk yang ia jual pun bukan ia buat sendiri, melainkan dari pemasok yang berada di dekat rumahnya.
Keuntungan yang di dapat Mbah Puji hanyalah 10 ribu perhari, itupun jika kerupuknya habis," sambungnya.
Baca juga: Tiap Malam Zahra Jualan Kerupuk Rp10 Ribu Demi Bantu Orang Tua, Tak Malu: Sudah Terbiasa Hidup Susah
Dari kejauhan, Mbah Puji terlihat seperti orang berjualan yang duduk di tanah.
Namun saat didekati, ternyata ia berjualan sambil merangkap dengan kerupuk yang tergantung di lehernya.
Tangannya kerap kali terluka karena tergores aspal atau bebatuan karena dijadikan tumpuan saat ia berjalan.
Yang memilukan, ia terkadang terserempet motor atau mobil yang melintas.
"Ya enggak apa-apa mungkin mereka enggak kelihatan, mau gimana lagi, kan saya jualannya di bawah."
"Enggak heran kalau mereka enggak lihat saya," ujar Mbah Puji sambil tersenyum.
Meski hidup dengan kondisi keterbatasan fisik, Mbah Puji masih tetap berbagi kepada sesama.
"Tetapi Di balik keadaanya yang sulit, Mbah Puji juga sering berbagi dengan anak anak pengamen di jalan, memberi air minum atau sekedar kerupuk dagangannya," pungkas pengunggah.
Unggahan itu pun langsung menuai beragam respons dari netizen.
@wec Semoga pemerintah bisa bangun Griya Lansia di setiap kota, sehingga orang2 macam beliau yg sebatang kara bisa hidup layak