Berita Viral

Mahfuzhon Kuli Bangunan Tak Mampu Bayar Rp 7 Juta untuk Makamkan Anaknya, Nangis di Samping Jenazah

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahfuzhon Kuli Bangunan Tak Mampu Bayar Rp 7 Juta untuk Makamkan Anaknya, Nangis di Samping Jenazah

TRIBUNJATIM.COM - Seorang kuli bangunan tak mampu bayar Rp 7 juta untuk makamkan anaknya.

Kuli bangunan di Jakarta itu bernama Mahfuzhon.

Padahal jenazah putrinya sudah berhari-hari berada di rumah.

Diketahui bahwa anak Mahfuzhon bernama Patmi Andarisiwi (14).

Baca juga: Keluarga ini Pilih Tunda Makamkan Saudara Demi Nonton Timnasnya Bermain, Duduk Mengitari Peti

Melansir dari TribunJambi, Patmi meninggal dunia pada Minggu 29 September 2024 sekitar pukul 18.30 WIB.

“Adik kami meninggal dunia, menyusul Ibunya yang terlebih dahulu di panggil oleh Allah SWT beberapa bulan yang lalu,” tulis keterangan yang beredar di media sosial.

Patmi Andariswi meninggal dunia karena sakit lambung yang dideritanya selama ini.

Setelah dua hari meninggal dunia, jenazah Patmi belum juga dimakamkan karena orangtuanya bernama Mahfuzhon tidak memiliki biaya.

Sementara biaya pemakaman jenazah mencapai Rp 7 juta.

Baca juga: Sosok Sopir Ojol Antar Pria Paruh Baya Makamkan Jasad Bayi, Tak Mau Dibayar karena Ingat Ponakan

Mahfuzhon yang hanya  bekerja sebagai kuli bangunan kebingungan untuk biaya kepengurusan jenazah dan pemakaman almarhum. 

Warga sekitar sudah berusaha membantu, namun masih banyak kekurangan. 

Kini orang tua almarhum, Mahfuzhon, hanya bisa menangis di samping jenazah pasca kepergian anaknya.

“Belum hilang rasa sedih setelah di tinggal istrinya, dan sekarang anaknya pun pergi untuk selama lamanya meninggalkan beliau,” tulis keterangan foto yang beredar.

Mahfuzhon hanya bisa pasrah danberharap ada orang baik yang mau membantu mengurus jenazah anaknya.

Ia berharap jenazah anaknya bisa di makamkan dengan layak.

Baca juga: Ditinggal Keluarga Makamkan Jenazah Kakek, Bocah di Bojonegoro Ditemukan Tewas, Sandal Jadi Petunjuk

Sebelumnya, seorang kuli pasir jual terpaksa jual rumahnya demi membayar biaya rumah sakit anaknya lantaran tak punya BPJS.

Seorang kuli pasir mengalami nasib pilu setelah anaknya bernama Fahri meninggal karena kecelakaan jatuh dari angkot.

Orangtua Fahri yang merupakan kuli pasir itu pun kini bahkan terpaksa menjual rumahnya demi membayar rumah sakit anaknya.

Namun setelah dibayar, kini keluarga Fahri tak memiliki biaya lagi untuk pemakaman putranya tersebut.

Kisahnya pun viral di media sosial.

Kejadian tragis ini terjadi setelah Fahri pulang dari sekolah dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh warga sekitar.

Baca juga: Ratapan Asiah Sebut Bayinya Disuntik Mati Bidan, Malah Disalahkan Usai Makamkan, Fakta Beda Terkuak

Kisah Fahri mulai viral setelah diunggah oleh akun Instagram @sayaphati pada Selasa, 17 September 2024. 

Dalam unggahan tersebut, dijelaskan bahwa Fahri terjatuh dari angkot saat perjalanan pulang.

Warga setempat segera memberikan pertolongan dan membawanya ke rumah sakit swasta.

Untuk membayar biaya rumah sakit, orang tua Fahri terpaksa menjual rumah mereka. 

Sayangnya, meskipun usaha telah dilakukan, Fahri akhirnya meninggal dunia. 

Diketahui keluarga tidak memiliki BPJS, baik mandiri maupun bantuan pemerintah, sehingga biaya rumah sakit menjadi beban berat.

Tunggakan biaya rumah sakit pun membengkak hingga puluhan juta rupiah, membuat orang tuanya kesulitan mencari dana untuk pemakaman anak tercinta.

Baca juga: Terjawab Misteri Alasan Soeharto Makamkan Soekarno di Blitar, Megawati Sebut Keluarga Tak Setujui

 "Hingga tunggakan rumah sakitnya membengkak puluhan juta, yg membuat orang tuanya habis2 an hingga terpaksa menjual rumah. Kini untuk memakamkan adik fahri, orang tuanya kesulitan," ungkap pengunggah video.

"KASIHAN ADIK FAHRI Orang Tuanya bahkan sudah jual rumah untuk nebus biaya rs agar anak ini bisa keluar untuk dimakamkan," sambungnya. 

Unggahan tersebut pun langsung menuai banyak simpati warganet.

Berita Lainnya

Sebuah video yang memperlihatkan seorang driver ojek online (ojol) mengantar jenazah bayi menggunakan sepeda motor, viral di media sosial.

Ojol tersebut mengantar jenazah bayi dari Kota Makassar menuju Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Pengemudi ojek online itu harus menempuh jarak sejauh 53 kilometer demi mengantar jenazah.

Dalam video yang beredar, tampak pengemudi ojek online sedang memboncengkan seorang pria paruh baya.

Pria tersebut menggendong jenazah bayi yang merupakan cucuya.

Pihak keluarga jenazah diduga memilih menggunakan motor karena terkendala biaya untuk sewa ambulans.

"Jenazah, jenazah kuantar sampai Pangkep. Rp 800 riibu dimintakkagi untuk mobil ambulans," kata pengemudi ojek online tersebut, dilansir Tribun-Timur.com.

Pria bernama Darmawansyah itu mengatakan, kejadian bermula saat ia mengantar orderan di Rumah Sakit Tadjuddin, Kelurahhan Paccerakkang, Kota Makassar, Sabtu (15/6/2024).

Ketika berjalan keluar dari rumah sakit, ia dihampiri oleh seseorang yang menanyakan tarif offline dari Makassar ke Kabupaten Pangkep.

"Setelah saya selesaikan orderan, saya keluar. Kemudian ada (orang) yang tahan saya, saya kira ini cuma penumpang," kata pria 43 tahun tersebut kepada Kompas.com, Sabtu.

Awalnya, ia mengaku kaget lantaran pria itu memintanya mengantarkan sampai ke Kabupaten Pangkep yang jaraknya cukup jauh.

Orang itu, kata Darmawansyah, menyebut yang akan diantar adalah orang yang tak mampu.

"Terus saya bilang, kalau ke Pangkep itu agak jauh, saya tidak tahu berapa ongkirnya. Terus dia bilang orang tidak mampu itu di dalam kasihan," ungkapnya.

"Saya bertanya lagi, ini sebenarnya apa yang mau diantar. Dia bilang ada jenazah di dalam," tambahnya.

Darmawansyah lantas menanyakan kenapa jenazah tersebut tidak diantar menggunakan ambulans.

Kemudian, oleh pria itu dijawab, keluarga tidak memiliki cukup uang untuk menyewa ambulans.

"Saya bertanya kenapa tidak pakai ambulans, dia bilang mahal, dimintai Rp 700.000-Rp 800.000," jelasnya.

Baca juga: Kebun Jagung Terbakar saat Makamkan Anak, Kakek Nangis Histeris, Pinjam Bank untuk Modal, Ya Allah

Seketika itu, Darmawansyah teringat dengan situasi yang pernah dialami keponakannya.

Saat itu, kata dia, keponakannya juga harus diantar menggunakan motor karena kekurangan biaya.

"Saya sudah iba di situ, saya ingat ponakan pernah dibonceng begitu juga."

"Jadi saya antar, saya tidak minta (biaya). Saya cuma membantu sesama manusia," tandasnya.

Darmawansyah pun tak menyangka aksinya mengantar jenazah bayi, viral di media sosial.

"Yang meninggal ini anak bayi, karena sudah di kamar jenazah. Sudah terbungkus kain sarung. Saya ikhlas mengantar dia."

"Sudah bagaimana kita sesama manusia saling tolong menolong. Saya langsung antar ke RSU Pangkep, saya dengan dia orang pulau," tandas dia.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini