Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jombang di tahun 2024 mencapai 110,57 ribu jiwa pada periode bulan Maret 2024.
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jombang periode Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Jombang pada bulan Maret 2024 mencapai 110,57 ribu jiwa.
Jumlah tersebut turun sebesar 6,79 ribu jiwa, bilang dibandingkan dengan kondisi pada bulan Maret 2023 lalu yang mencapai 117,36 ribu jiwa.
Sementara itu, presentase penduduk miskin di Jombang juga mengalami penurunan dari yang awalnya 9,15 persen pada bulan Maret 2023, menjadi 8,60 persen pada Maret 2024.
Meskipun begitu, garis kemiskinan di Kabupaten Jombang malah bertambah. Jika dibandingkan pada periode Maret 2023, jumlahnya sebesar Rp 488.754,00 per kapita per bulan.
Namun, masuk di periode Maret 2024 jumlahnya sebesar Rp 514.170,00 per kapita per bulan. Artinya bertambah Rp 25.416,00 per kapita per bulan.
Baca juga: Penyebab Kuota Penerima Bansos Beras di Lumajang Selisih 4 Ribuan dengan Jumlah Penduduk Miskin
Menanggapi hal tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Jombang Teguh Narutomo punya target pengentasan kemiskinan di Jombang 0 persen.
"Pengentasan kemiskinan ekstrem target kita 0 persen. Tapi saat ini datanya memang sedang di clear kan," katanya saat dikonfirmasi awak media di Candimulyo Jombang saat menghadiri agenda Dinas Sosial (Dinsos) pada Senin (7/10/2024).
Teguh menjelaskan, jika pihaknya telah mendata masyarakat Jombang melalui aplikasi JOSS atau Jatim Online Single Submission.
"Jumlah masyarakat yang kurang mampu kita data melalui Dukcapil (Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil) dan juga saya dari desa di seluruh Kabupaten Jombang. Saat ini masih terus kita jalankan," ujarnya.
Teguh mengaku optimis target penanganan kemiskinan di Jombang mencapai target 0 persen.
Data tersebut masih terus berproses dan juga terus dicocokkan kembali dengan kenyataan yang ada di lapangan.
"Harapan kami nantinya saat data sudah selesai semua, tidak ada lagi data yang abu-abu," pungkasnya.