Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Keberadaan moda transportasi umum lyn atau angkutan desa (angkudes) di Kabupaten Jombang menyusut, penumpang ikut sepi.
Angkudes di Jombang saat ini sudah mulai jarang ditemui. Kalaupun ditemui hanya ada beberapa yang masih beroperasi.
Angkudes di Jombang biasanya mangkal di area gedung Dekopinda Jombang Jl KH Hasyim Asyari atau sisi selatan perlintasan kereta api (KA).
Salah satu supir angkudes yang sampai hari ini masih beroperasi, Sutik (55) mengatakan jika beberapa tahun kebelakang jumlah penumpang angkudes sepi.
Sutik yang merupakan Supit trayek Jombang-Cukir- Mojoagung-Bareng ini mengakui sepinya penumpang angkudes salah satunya disebabkan transportasi online yang semakin membludak.
"Lima tahun kebelakang ini saya merasa jumlah penumpang itu turun terus, sangat sepi," ucap pria yang berasal dari Desa/Kecamatan Mojowarno itu pada Jumat (11/10/2024).
Ia yang sudah menekuni profesinya selama 35 tahun ini menyebut, karena penumpang sepi, akhirnya berimbas pada pendapatan yang masuk ke kantongnya.
Baca juga: Keluh Kesah Sopir Angkudes di Ponorogo: Harga BBM Naik, Penumpang Makin Sepi
Sutik yang bekerja selama 10 jam setiap harinya ini mengaku tetap optimis mendapatkan penumpang setiap harinya. Sejak pukul 06.00 WIB ia selalu bersemangat berangkat kerja meskipun ia tahu penumpang bakal sepi.
Selama beroperasi, kendaraan yang ia gunakan membutuhkan BBM sekitar 12 liter jenis pertalite yang ia beli dengan harga Rp 120 ribu.
"Jumlah pengeluaran juga tidak mampu menutup biaya operasional juga," katanya.
Ia mengaku, pendapatan hanya berkisar diangka Rp 80 ribu sampai Rp 130 ribu perharinya. Dengan pengeluaran untuk memberi BBM saja tidak mampu menutup biaya operasional.
Jangankan menuruti biaya operasional, mencari keuntungan saja sangat sulit. Untuk menutup biaya operasional, terkadang ia membuka Jawa sewa kendaraan, jadi buruh tani sampai kuli bangunan.
"Terkadang yah harus seperti itu. Kalau sekedar menunggu pelanggan saja sepertinya akan susah. Jadi harus tetap bertahan hidup dengan cara apapun," ujarnya.
Pilihannya hanya itu, Sutik mengaku pasrah. Namun tetap berharap tangan-tangan pemerintah bisa menyelamatkan nasib para supir angkudes.
"Kami berharap nasib angkudes ini diperhatikan, takutnya semakin sepi dan musnah. Kasian bagi para pekerja yang masih bekerja di angkudes ini," pungkasnya.
Baca juga: Lagi Diperbaiki, Angkot di Surabaya Malah Ludes Terbakar, Sopir: Padahal Buat Cari Rezeki